Liputan6.com, Jakarta - Syafaat Al-Qur'an menjadi salah satu pembahasan yang menarik dalam kajian keislaman. KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, memaparkan perbedaan syafaat Al-Qur'an dengan syafaat Nabi Muhammad SAW dan makhluk lainnya.
Dalam sebuah ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa syafaat Al-Qur'an memiliki peran istimewa, yaitu mencegah seseorang dari terkena azab. Ceramah ini dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.
Menurut Gus Baha, syafaat Al-Qur'an bersifat proaktif. "Syafaat Al-Qur'an ini bedanya dengan syafaat Nabi adalah syafaat Al-Qur'an ini menghalau atau mengadang orang biar enggak sampai kena azab," jelasnya.
Advertisement
Berbeda dengan syafaat Al-Qur'an, syafaat Nabi dan makhluk lainnya bekerja setelah seseorang mengalami azab. “Kalau syafaat selain Al-Qur'an itu, yang sudah kena azab diambil dari azab itu,” tambahnya.
Gus Baha juga menegaskan pentingnya menghormati Al-Qur'an, baik secara fisik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, penghormatan terhadap Al-Qur'an tidak hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga mencakup makhluk lain, termasuk malaikat.
Malaikat, menurut Gus Baha, juga terikat oleh aturan yang ditetapkan Allah. “Malaikat itu juga kena konstitusi aturan fikih. Jadi, kalau kita sebagai manusia wajib menghormati orang hafal Al-Qur'an, enggak boleh nyaduki wong hafal Qur'an, maka malaikat juga kena aturan yang sama,” ujarnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Betapa Mulianya Kedudukan Al-Qur'an
Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan Al-Qur'an di sisi Allah. Bahkan, malaikat yang merupakan makhluk yang tidak pernah bermaksiat, tetap harus mengikuti aturan tersebut.
Gus Baha menambahkan bahwa Rasulullah SAW menyebut Surat Tabarok, atau yang lebih dikenal sebagai Surat Al-Mulk, memiliki keistimewaan khusus. Surat ini disebut sebagai al-munjiah (penyelamat) dan al-waqiah (pelindung).
“Surat Tabarok disebut al-munjiah, al-waqiah, surat yang bisa menyelamatkan orang yang hafal dari siksa kubur,” jelasnya. Keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk senantiasa membaca dan menghafal surat tersebut.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyampaikan bahwa Surat Al-Mulk bukan hanya pelindung di alam kubur, tetapi juga menjadi syafaat di akhirat. Surat ini akan menjadi saksi bagi siapa saja yang mengamalkannya dengan ikhlas.
Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan bahwa membaca Al-Qur'an harus dilakukan dengan niat yang benar. Niat membaca Al-Qur'an tidak semata-mata untuk mendapat pahala, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Keutamaan Al-Qur'an tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Gus Baha menyebut bahwa Al-Qur'an akan menjadi pembela bagi siapa saja yang memuliakannya dan menjadikannya pedoman hidup.
Pesan Gus Baha ini relevan dengan kehidupan umat Islam yang sering kali melupakan pentingnya membaca dan memahami Al-Qur'an. Al-Qur'an bukan hanya kitab suci, tetapi juga petunjuk hidup yang membawa keselamatan.
Advertisement
Mau Jaminan Selamat di Akhirat?
Gus Baha mengajak umat Islam untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, syafaat Al-Qur'an akan menjadi pelindung di dunia, di alam kubur, dan di akhirat.
Ceramah ini menjadi pengingat bahwa keistimewaan Al-Qur'an tidak hanya berlaku bagi orang yang hafal, tetapi juga bagi siapa saja yang menghormati dan mengamalkannya.
Surat Al-Mulk menjadi salah satu contoh nyata dari keutamaan Al-Qur'an. Membaca dan memahami surat ini dapat menjadi benteng dari siksa kubur dan azab lainnya.
Dengan mengamalkan Al-Qur'an, umat Islam tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mendapatkan jaminan keselamatan di akhirat. Gus Baha berharap nasihat ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus belajar dan mengamalkan Al-Qur'an.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa Al-Qur'an bukan sekadar bacaan, tetapi juga petunjuk hidup yang membawa keberkahan. Dengan menghormati Al-Qur'an, manusia menunjukkan ketaatan dan penghormatan kepada Sang Pencipta.
Nasihat Gus Baha tentang syafaat Al-Qur'an menjadi pengingat bagi umat Islam untuk tidak melupakan keutamaan kitab suci ini. Dengan menjadikannya pedoman hidup, umat Islam dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul