Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan organisasi keagamaan di Indonesia sering menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan tokoh agama. Pertanyaan ini juga pernah diajukan kepada KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha.
Dalam sebuah kesempatan, Gus Baha memberikan pandangan yang menarik dan penuh makna.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SUDARNOPRANOTO, Gus Baha menjelaskan dengan santai namun lugas. Gus Baha menyebutkan bahwa pilihannya adalah tetap pada organisasi yang menjadi mayoritas di Indonesia.
Advertisement
"Saya akan pilih organisasi yang mayoritas. Jika ditanya kalau organisasi di Indonesia yang sampean ikuti apa, saya jawab asal NU atau Muhammadiyah itu mayoritas," tutur Gus Baha dalam video tersebut.
Pandangan ini mencerminkan sikap yang moderat. Gus Baha menekankan bahwa dirinya tidak menjadi bagian dari pengurus salah satu organisasi tidak masalah. Namun, ia tetap memilih untuk berada di antara Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah selama keduanya masih menjadi mayoritas.
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia dengan lebih dari 40 juta anggota pada tahun 2023. Organisasi ini didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 di Surabaya. NU dikenal sebagai pembela Islam tradisionalis dengan ajaran Asy'ariyah dan fikih Mazhab Syafi'i.
Di sisi lain, Muhammadiyah yang berdiri lebih awal pada tahun 1912 di Yogyakarta, membawa pendekatan reformis dalam Islam. Organisasi ini menekankan pentingnya pembaruan hukum Islam melalui ijtihad dan memadukan pendidikan agama dengan pendidikan modern.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Peran Ulama dalam Harmoni Sosial
Dalam konteks ini, Gus Baha memberikan pandangan yang mencerminkan keutuhan umat Islam di Indonesia. Menurutnya, keberadaan kedua organisasi tersebut menjadi fondasi kuat dalam menjaga stabilitas dan persatuan umat.
Gus Baha juga menyoroti pentingnya mayoritas dalam sebuah organisasi keagamaan. "Saya hanya ada di antara dua itu asal mayoritas, asal masih mayoritas," lanjut beliau.
Pandangan ini sekaligus menunjukkan bahwa peran organisasi keagamaan tidak hanya untuk mendidik umat, tetapi juga menjaga harmoni sosial.
NU dan Muhammadiyah selama ini telah membuktikan kiprah mereka dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan masyarakat.
NU misalnya, mengelola ribuan pesantren, sekolah, dan perguruan tinggi. Selain itu, organisasi ini aktif mempromosikan konsep Islam Nusantara yang menekankan moderasi dan pluralisme.
Sementara itu, Muhammadiyah juga memainkan peran penting dengan mengelola lebih dari 162 perguruan tinggi dan jaringan rumah sakit amal. Organisasi ini terus mendukung pendidikan dan toleransi beragama di Indonesia.
Advertisement
Tetap Bersatu dalam Keragaman
Gus Baha melihat kedua organisasi tersebut sebagai kekuatan utama yang saling melengkapi. Sikap beliau ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perbedaan dalam berorganisasi tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan.
"Yang penting, kita tetap menjaga persatuan umat. Selama mayoritas mendukung, saya di situ," ujar Gus Baha.
Pandangan ini mengingatkan bahwa Islam di Indonesia kaya akan keberagaman. NU dan Muhammadiyah bukan hanya sekadar organisasi, tetapi juga simbol dari perjalanan panjang Islam di Nusantara.
Gus Baha mengajak umat untuk tetap bersatu dalam keberagaman. Baginya, pilihan terhadap organisasi keagamaan harus berdasarkan nilai kebersamaan dan kontribusi terhadap masyarakat.
Dengan pemikiran seperti ini, Gus Baha sekali lagi menunjukkan kedalaman ilmunya yang didasari oleh pemahaman Islam yang inklusif dan humanis.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul