Liputan6.com, Jakarta - Terhitung mulai 1 Januari 2025, umat muslim telah memasuki bulan Rajab. Bulan ini merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum).
Bulan Rajab juga dikenal dengan sebutan at-Tarjib, yang berarti memuliakan. Di bulan ini, Allah memberikan keberkahan dan kemuliaan kepada umat-Nya.
Oleh karena itu, pada bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, khususnya ibadah sunnah, seperti berpuasa, bersedekah, memperbanyak istighfar, dan melakukan amal ibadah lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, pada bulan ini juga terdapat sejumlah peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa tersebut tidak hanya mengandung nilai sejarah yang mendalam, tetapi juga memberikan pelajaran dan inspirasi bagi perjalanan spiritual umat Islam.
Dikutip dari laman NU Online, berikut adalah deretan peristiwa penting di bulan Rajab sepanjang sejarah Islam.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Peristiwa Bersejarah di Bulan Rajab
1. Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab.
Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awal Sayyidah Aminah melahirkan manusia yang paling mulia, yakni Muhammad saw. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.Â
2. Pada 27 Rajab, terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj, salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Pada peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi dirinya, untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
3. Pada hari kesepuluh bulan Rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk. Â
4. Pada bulan Rajab tahun 9 H, an-Najasyi, Raja al-Habasyah tutup usia dalam keadaan muslim.Â
Advertisement
Peristiwa Bersejarah di Bulan Rajab
5. Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun. Beliau dimakamkan di Mesir.  Â
6. Pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz meninggal dalam usia 39 tahun.
7. Pada 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina.
Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati.Â