Liputan6.com, Cilacap - Salah satu pendakwah yang sering guyon atau berkelakar di sela-sela tausiyahnya ialah Ustadz Das’ad Latif yang merupakan mubaligh asal Kota Makasar.
Ustadz Das’ad Latif memang kerap melontarkan joke-joke segar yang membuat para hadirin tertawa. Tentu saja yang dilakukan mubaligh ini sekadar untuk menghilangkan kejenuhan para jemaah.
Dakwah dengan menyelipkan guyon atau lelucon bukan hal yang aneh dan barang baru lagi dalam dalam rangka amar makruf nahi munkar bil lisan ini. Mayoritas pendakwah melakukan hal ini.
Advertisement
Baca Juga
Adapun salah satu guyonan sebagaimana dilontarkan Ustadz Das’ad ialah perihal seseorang yang bernama ‘Toni’ mengaku kalau namanya ini tertera dalam Al-Qur’an.
Sontak pengakuan Toni ini membuat bingung Ustadz Das’ad Latif.
Simak Video Pilihan Ini:
Ustadz Das'ad Bingung
Ustadz Das'ad Latif dibikin bingung sekaligus penasaran terhadap seorang laki-laki yang bernama Toni. Pasalnya ia mengaku kalau nama Toni ini terdapat dalam Al-Qur'an.
"Dia bilang, "bagus nama saya Ustaz selalu ada dalam Qur'an," kata seseorang yang bernama Toni sebagaimana disampaikan Ustadz Das'ad, dikutip dari tayangan YouTube Short @DasadLatif, Selasa (31/12/2024).
Sontak saja pengakuannya ini menyebabkan Ustadz Das'ad penasaran hingga membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an.
"Ah, saya cari, mana ada 'Toni' di sini," sela Ustadz Das'ad yang bingung dan penasaran.
Menanggapi Ustadz Das'ad yang kebingungan ini justru si Toni menyuruhnya membaca Ta'awudz. Rupanya nama Toni ini ada di lafal syaitoni dalam kalimah ta'awudz itu.
"Dia bilang, "Coba Ustadz baca ta'awudz, 'auzubillahi minasyai toni," sambungnya.
Menanggapi jawaban Toni ini sontak Ustadz Das'ad kaget sekaligus geli menanggapi kelucuannya yang berhasil menipunya.
"Kurang ajar kau! ha...ha...ha...," ucap Ustadz Das'ad.
"Ha..ha..ha...," sahut tawa para jemaah.
Advertisement
Humor Bagian dari Retorika Dakwah
Mencuplik skripsi Ibnu Nugroho yang berjudul 'Humor sebagai Komunikasi Dakwah ((Studi Kasus Humor Kyai di Pondok Pesantren Hudatul Muna 1) bahwa materi dakwah bi al-lisan, terdapat retorika.
Gaya atau cara penyampaian yang variatif. Tekanan suara, turun naik nada, penggalan kalimat, hingga bunyi suara (tenor, bariton, dsb) merupakan bagian dari retorika yang amat penting.
Di antara bagian-bagian retorika itu,sekali-kali suka (atau perlu) diselipkan humor untuk lebih menekankanminat dan perhatian pendengar.
Para pembicara yang efektif tidak sekedar memancing tawa. Merekamenggunkaan humor untuk menggambarkan pesan mereka. Kemungkinanbesar, anda telah diundang untuk memberikan pengarahan dan informasikepada audien anda. Jika anda ingin menghibur mereka akan menjadikan anda lebih sukses dalam melaksanakan tugas kewajiban.
Para ahli retorika, mengukur, minimal dua humor dalam satu jamceramah. Dan para ulama Islam membatasi jenis humor itu tidakmenyimpang dari makna dan tujuan dakwah.
Jangan sampai terjadi humoryang justru bertentangan dengan essensi dakwah yang mengandung ajakan kepada kebaikan sekaligus pencegahan dari kemungkaran.
Makna yang terkandung dalam humor dakwah mempunyai fungsimendidik dan hal tersebut adalah termasuk kedalam salah satu fungsi daridakwah itu sendiri.
Jadi selain memberikan ajaran, nasehat, dakwah jugaberfungsi untuk mendidik. Oleh karena itu biasanya dalam dakwah selalu diselipkan humor yang sifatnya mendidik.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul