Sukses

Tak Hanya Keburukan, Kebaikan juga Ada Risikonya, Ini Analogi Gus Baha

Gus Baha mengingatkan bahwa kebaikan juga memiliki risiko. Seseorang yang berbuat baik, seperti memperjuangkan kebenaran, juga bisa menghadapi tantangan berat, termasuk hinaan, fitnah, atau tekanan dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi keburukan yang resikonya sangat berat.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tindakan dalam hidup memiliki risiko, baik itu kebaikan maupun keburukan. Dalam ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bagaimana manusia harus bijak dalam memilih jalan hidup. Kebaikan memang memiliki risiko, tetapi di baliknya ada manfaat besar yang tidak dimiliki keburukan.

Gus Baha memberikan penjelasan ini secara gamblang dalam sebuah pengajian yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin. Ia menggunakan analogi sederhana untuk menunjukkan bahwa setiap pilihan membawa konsekuensi yang harus dihadapi.

Menurut Gus Baha, orang yang melakukan keburukan sering kali menghadapi risiko besar. Sebagai contoh, pengedar narkoba hidup dengan bayang-bayang ditangkap polisi, persaingan antar bandar, hingga ancaman hukuman berat.

Ia juga mencontohkan bagaimana risiko menghantui seorang pencuri. “Jadi maling itu risikonya besar. Bisa ditangkap polisi, digebuki orang, atau bahkan kehilangan nyawa karena perbuatannya,” ujarnya.

Begitu pula dengan tukang copet yang kerap berhadapan dengan risiko tinggi. Mereka harus menghadapi ancaman tertangkap basah hingga dikeroyok oleh massa yang marah. Keburukan memang memiliki konsekuensi yang tidak mudah.

Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa kebaikan juga memiliki risiko. Seseorang yang berbuat baik, seperti memperjuangkan kebenaran, juga bisa menghadapi tantangan berat, termasuk hinaan, fitnah, atau tekanan dari orang-orang yang tidak menyukainya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sakit karena Berjuang Salah Satu Risiko

“Kalau kalian sakit karena berjuang, itu wajar. Mereka yang berbuat dzolim juga sakit karena kejahatannya. Mereka saja berani mengambil risiko keburukan, kenapa kita tidak berani mengambil risiko kebaikan?” ujar Gus Baha.

Ia menjelaskan bahwa Allah telah memerintahkan manusia untuk tetap melakukan kebaikan, meskipun ada risiko yang menyertainya. Risiko tersebut menjadi ujian yang mendewasakan dan memperkuat iman seseorang.

Gus Baha menegaskan bahwa di balik risiko kebaikan, ada manfaat besar yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang ikhlas melakukannya. Manfaat tersebut tidak akan dirasakan oleh mereka yang memilih jalan keburukan.

Sebaliknya, orang yang berbuat keburukan hanya akan mendapatkan konsekuensi negatif. Meski mereka terlihat bahagia sesaat, pada akhirnya keburukan itu akan membawa penyesalan yang mendalam.

Allah telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya. Namun, Allah juga menegaskan bahwa jalan kebaikan akan membawa kebahagiaan yang abadi di akhirat.

Gus Baha mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Apa yang manusia lakukan di dunia akan menjadi bekal untuk kehidupan yang lebih panjang di akhirat.

Ia mengajak semua umat Islam untuk merenungi pilihan hidup mereka. Setiap tindakan harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak menyesal di kemudian hari.

3 dari 3 halaman

Ini Buah dari Kebaikan

Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan pentingnya bersikap sabar dan ikhlas dalam menjalani kebaikan. Meskipun menghadapi risiko, kebaikan akan membawa manfaat yang lebih besar di dunia dan akhirat.

Menurutnya, orang yang berbuat baik juga akan mendapatkan penghargaan dari Allah. Setiap amal baik, sekecil apa pun, akan dicatat sebagai pahala yang berlipat ganda.

Ia mengingatkan bahwa keberanian untuk berbuat baik harus ditanamkan dalam hati setiap manusia. Dengan keberanian tersebut, seseorang dapat menghadapi risiko dengan lebih tegar.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa berbuat baik adalah salah satu bentuk pengabdian kepada Allah. Pengabdian ini menunjukkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.

Orang yang berbuat baik tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Kebaikan tersebut akan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.

Sebaliknya, keburukan hanya akan membawa kerusakan. Orang yang berbuat dzolim tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.

Gus Baha mengingatkan bahwa manusia harus selalu berusaha untuk memilih jalan kebaikan. Dengan memilih kebaikan, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati yang tidak dapat dibeli dengan harta atau kekuasaan.

Ia menutup ceramahnya dengan doa agar umat Islam senantiasa diberi kekuatan untuk memilih jalan kebaikan dan meninggalkan keburukan. “Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua agar tetap berada di jalan yang benar,” ujar Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul