Liputan6.com, Cilacap - Seseorang yang melakukan sholat atau ibadah lainnya tentu saja memiliki niat yang bermacam-macam. Demikian halnya, alasan ia bersedia melaksanakan ibadah juga bermacam-macam.
Ada yang memang menginginkan pahala yang berujung masuk surga. Adapula seseorang mau beribadah sebab takut pada neraka.
Dua contoh di atas menunjukkan bahwa sejatinya dia beribadah kepada Allah SWT ternyata tidak murni karena Allah SWT semata. Terdapat hal selain Allah SWT yang hendak digapai.
Advertisement
Meski demikian, orang yang beribadah sebab ingin masuk surga dan takut neraka bukannya buruk. Tetap dia orang yang baik sebab takut akan siksa Allah SWT.
Baca Juga
Berkaitan dengan hal di atas, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menerangkan ibadah yang paling baik sebab memiliki alasan kenapa beribadah kepada Allah SWT.
Simak Video Pilihan Ini:
Sholat Sebab Takut dan Berpikir Untung Rugi
Gus Baha mengatakan bahwa saat seseorang melaksanakan sholat seharusnya tidak usah menanyakan alasan mengapa kita disuruh untuk melakukan ibadah ini.
Saat melaksanakan sholat juga tidak boleh memikirkan untung dan rugi layaknya seorang pedagang. Demikian pula sebab takut akan siksa neraka.
Takut akan siksa neraka sehingga ia bersedia melaksanakan sholat ini menandakan ibadah kita baru pada tataran yang rendah yakni ibadahnya budak di mana ketaatannya itu diukur sebab ada hukuman yang bakal ia terima.
“Hubungan kita dengan Allah itu ya kalau suruh sholat, ya sholat jangan tanya “kalau sholat itu masuk surga apa tidak? Kalau tidak ya rugi ya Allah,” paparnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Islamitufleksibel, Rabu (01/01/2025).
“Kalau demikian adanya itu ibadatuttujar, ibadahnya pedagang. Dengan Allah pikirannya untung rugi,” sambungnya.
“Ada yang menyembah Allah SWT ditanya? Kenapa kamu menyembah Aku (Allah)? Takut masuk neraka ya Allah,” terangnya lagi.
“Itu ibadahnya budak, jadi nurut sebab takut dipenjara,” imbuhnya.
Advertisement
Orang yang Paling Benar dalam Ibadah
Menurut Gus Baha seseorang yang ibadahnya sudah pada level yang paling tinggi saat ia tidak lagi memiliki pamrih atas apa yang ia lakukan.
Ibadah sholatnya semata-mata didasari pada tingkat kesadaran dan keimanan yang tinggi bahwa Allah SWT memang Dzat yang berhak disembah, bukan sebab lainnya.
“Orang yang betul-betul benar itu ibadah yang tidak memikirkan apa-apa,” paparnya
“Mengapa kamu menyembah Aku? Ya memang Engkau pantes disembah sebab Engkau Tuhan,” imbuhnya.
“Sudah, begitu saja selesai,” tegasnya.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda I Cingebul