Sukses

Kisah Abu Jahal dan Orang Jahiliyah Libur Maksiat di Bulan Rajab, Kenapa?

Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengulas fenomena yang terjadi pada masa jahiliyah. Bahkan di zaman jahiliyah, masyarakat saat itu menghormati bulan Rajab dengan menjauhi maksiat

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH) kembali menyampaikan pesan penting terkait makna dan keutamaan bulan Rajab. Dalam ceramahnya, ia mengingatkan agar umat Islam memanfaatkan bulan ini untuk meningkatkan amal sholeh dan menjauhi perbuatan maksiat.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Duniaakhirat-sq, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa bulan Rajab adalah salah satu bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Ia menekankan bahwa setiap perbuatan, baik dosa maupun kebaikan, akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

UAH memulai dengan mengutip riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu ta'ala anhuma. Ia menyampaikan bahwa dosa yang dilakukan di bulan Rajab akan dilipatgandakan dibanding hari-hari biasa.

"Ibnu Abbas mengatakan, orang yang sengaja maksiat di bulan Rajab dosanya dua kali lipat dibandingkan hari biasa," ujar UAH. Ia juga menambahkan bahwa perbuatan baik di bulan ini juga akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda.

Ia kemudian mengulas fenomena yang terjadi pada masa jahiliyah. Menurut UAH, bahkan di zaman jahiliyah, masyarakat saat itu menghormati bulan Rajab dengan menjauhi maksiat.

"Abu Jahal dan kawan-kawannya saja kalau muncul bulan Rajab, mereka libur maksiat. Kalau ada yang mencela mereka, balasnya bulan depan," tuturnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Orang Jahiliyah Takut Maksiat di Bulan Rajab

Pesan ini menjadi refleksi bagi umat Islam di masa kini. UAH menyoroti bagaimana sebagian masyarakat justru semakin terjerumus dalam perbuatan dosa, bahkan di bulan-bulan yang dimuliakan.

"Orang jahiliyah saja takut bermaksiat di bulan Rajab. Maka bagaimana dengan kita yang sudah diberi petunjuk melalui ajaran Islam?" katanya.

Selain itu, UAH juga mengingatkan bahaya menyebarkan hoaks atau fitnah. Ia menyebut bahwa dosa dari perbuatan ini akan semakin besar jika dilakukan di bulan Rajab.

"Orang yang bikin hoaks sekarang, jadi buzzer, jadi macam-macam, itu dua kali lipat dosa dibanding hari biasa," tegasnya.

Dalam ceramah tersebut, UAH juga mendorong umat untuk memanfaatkan bulan Rajab sebagai momen memperbaiki diri. Ia menyebut, bulan ini adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah, seperti sholat sunnah, puasa, dan sedekah.

"Nas dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Nabi menganjurkan kita mengistimewakan bulan ini dengan meningkatkan amal sholeh," tambahnya.

Menurut UAH, meningkatkan ibadah di bulan Rajab tidak hanya akan membawa keberkahan, tetapi juga menanamkan kebiasaan baik menjelang bulan Ramadhan.

3 dari 3 halaman

Pentingnya Menghormati Bulan Rajab

"Bulan Rajab ini seperti gerbang menuju Ramadhan. Kalau kita mulai melatih diri dari sekarang, insya Allah kita akan lebih siap menghadapi bulan penuh berkah," ujarnya.

Ia juga mengajak umat untuk menghindari perilaku yang dapat merusak hubungan antarindividu, seperti ghibah, fitnah, dan permusuhan.

"Jaga lisan dan hati kita. Jangan sampai perbuatan kecil yang kita anggap remeh justru menjadi dosa besar karena dilakukan di bulan ini," pesannya.

UAH juga mengingatkan pentingnya mendidik generasi muda untuk memahami keutamaan bulan-bulan haram, termasuk Rajab, agar nilai-nilai kebaikan terus terjaga.

"Bulan Rajab ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Jangan sia-siakan," ujarnya dengan penuh semangat.

Ia pun memberikan contoh konkret amal-amal yang dapat dilakukan di bulan ini, seperti memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan membantu sesama.

"Setiap amal baik, sekecil apapun, akan bernilai besar di bulan ini. Jadi, mari kita maksimalkan peluang yang ada," katanya.

Sebagai penutup, UAH mengingatkan bahwa menghormati bulan Rajab adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. "Mari kita jadikan bulan ini sebagai momen perubahan, menjauhi maksiat, dan mendekatkan diri kepada kebaikan," pungkasnya.

Pesan ini menjadi pengingat kuat bagi umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan menjauhi dosa, terutama di bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul