Liputan6.com, Cilacap - Ulama kebanggaan NU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membagikan kisah saat dirinya kedatangan seseorang yang merupakan ketua masjid.
Dalam percakapannya dengan Gus Baha, ketua pengurus masjid itu menceritakan syarat menjadi imam masjid yang ia pimpin.
Ternyata, ketua masjid ini bilang bahwa syarat imam di masjid tersebut itu harus orang yang memiliki suara merdu. Sontak saja, hal tersebut membuat Gus Baha murka dan tersinggung.
Advertisement
Baca Juga
“Saya pernah punya tamu, ketua Masjid. Dia bilang, “ini Gus syaratnya imam harus suaranya merdu,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @arrumidesain88, Jumat (03/01/2025).
“Kamu bilang begitu saya usir dari rumahku,” kata Gus Baha dengan sedikit berkelakar.
“Ha…ha…ha…,” sahut tawa para hadirin.
Simak Video Pilihan Ini:
Menganggap Mukjizatnya Al-Qur'an Tergantung Suara Manusia
Rupanya gertakan Gus Baha membuat kaget ketua Masjid ini yang ternyata juga seorang kiai. Sontak ia pun menanyakan alasannya.
“Kaget kan kiainya, kenapa Gus?” terang Gus Baha.
Gus Baha meluruskan pemahaman keliru sang ketua Masjid ini bahwa jika syarat imam demikian, maka sama saja menganggap mukjizatnya Al-Qur'an ini tergantung pada suara manusia.
Padahal semestinya tidak seperti itu. Mukjizatnya Al-Qur'an tidak tergantung kepada suara manusia, namun Al-Qur'an sendiri tanpa apapun itu sudah mukjizat.
“Kamu berarti menganggap mukjizatnya Al-Qur’an itu menunggu suara merdu. Kamu menganggap Al-Qur’an butuh suara,” terangnya lagi.
“Al-Qur’an itu rangkaiannya saja sudah mukjizat, logika yang dibangun Al-Qur’an itu sudah mukjizat,” imbuhnya.
Gus Baha menambahkan penjelasanya yakni Al-Qur'an itu tetap mukjizat meskipun dilantunkan oleh seseorang yang memiliki suara jelek.
“Jadi, Al-Qur’an itu urusan makna, urusan ma’qulul ma’na," katanya.
“Sekarang kalau Al-Qur’an itu butuh suara merdu, lha terus Al-Qur’an yang orang-orang suaranya jelek, lalu Al-Qur’an tidak mukjizat?” sambungnya.
Advertisement
Pengurus Masjid Taubat Massal
Gus Baha berkali-kali mengutarakan kalimat yang menunjukan bahwa dirinya sangat tersinggung hingga menyebabkan ketua masjid itu istighfar.
“Kamu bilang begitu lagi saya usir, Ketua Masjid Jami’ itu,” demikian Gus Baha kembali mengulangi perkataannya.
“Baru dia bilang, Astaghfirullah,” imbuhnya.
“Sudah kelewat taubatnya, tidak diterima!” kelakar Gus Baha.
“Ha…ha…ha…,” sahut tawa para jemaah.
Marahnya Gus Baha lantaran mebuat syarat calon imam masjidnya tersebut itu harus yang merdu suaranya.
“Sebab ia membuat syarat, masjidnya besar, gajinya tinggi, kandidat imamnya suaranya harus merdu,” katanya.
“Setelah itu selang satu minggu rombongan seluruh pengurus masjid diajak datang ke saya, diajak taubat maksudnya,” imbuhnya.
“Ha…ha…ha…,” sahut tawa para jemaah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul