Sukses

Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Puasa Rajab? Ini Kata Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, boleh atau tidaknya puasa Rajab bagi yang masih punya utang puasa Ramadhan harus dilihat dulu beberapa faktor

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Rajab umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh, sebagaimana anjuran di bulan-bulan hurum lainnya. Salah satu ibadah yang dapat dilakukan pada bulan Rajab adalah puasa sunnah.

Sebagian ulama menekankan anjuran puasa Rajab pada sepuluh hari pertama. Bahkan, KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen mengimbau secara khusus agar melaksanakan puasa pada 10 Rajab jika tidak bisa sepuluh hari penuh.

Terkait keutamaannya, disebutkan dalam hadis bahwa sehari puasa Rajab setara dengan sebulan. Keutamaan ini merujuk pada puasa satu hari di bulan-bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum).

مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.” 

Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana jika masih punya utang puasa Ramadhan tapi ingin mendapatkan keutamaan puasa Rajab? Bolehkah melaksanakan puasa Rajab meski masih punya utang puasa Ramadhan?  Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Penjelasan Buya Yahya

Hukum melaksanakan puasa Rajab adalah sunnah, sedangkan membayar utang puasa Ramadhan adalah wajib. Menurut Buya Yahya, boleh atau tidaknya puasa Rajab bagi yang masih punya utang puasa Ramadhan harus dilihat dulu beberapa faktor. 

“Sekarang utang puasanya dilihat. Jika orang tersebut punya utang puasa Ramadhan karena kebandelannya, suruh puasa tapi gak mau, bukan karena udzur, maka karena puasanya bandel melanggar Allah, maka mengqadhanya harus spontan,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (3/1/2025).

Maksudnya adalah apabila meninggalkan puasa Ramadhan secara disengaja bukan alasan syar’i, maka dia harus menyelesaikan dahulu utang puasanya sebelum mengerjakan puasa sunnah. Menurut Buya Yahya, hukumnya bisa haram jika berpuasa sunnah tapi masih punya utang puasa Ramadhan jika kasusnya seperti itu.

“Tapi, jika meninggalkan puasanya karena udzur seperti wanita haid atau dalam keadaan seseorang bepergian yang memenuhi syarat atau karena sakit, maka di saat bulan Syawal (atau bulan-bulan lainnya seperti Rajab) dia boleh melakukan puasa sunnah, kemudian setelah itu puasa qadha,” jelas Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Lakukan Cara Ini jika Ingin Dapat Pahala Dobel

Tak perlu khawatir bagi muslim yang harus menyelesaikan qadha puasa Ramadhan. Pasalnya, Buya Yahya membagikan tips agar mendapat pahala keduanya alias dobel, kewajiban mengqadha puasa Ramadhan tertunaikan dan pahala puasa Rajab diperoleh.

Caranya adalah mengerjakan utang puasa Ramadhan di bulan Rajab. Meski hanya niat qadha puasa, tetap dapat pahala puasa Rajab. 

“Maka kalau Anda (mengganti) puasa fardhu, Anda telah melaksanakan kewajiban, di sisi lain Anda mendapat bonus pahala sunnah. Tapi dengan catatan, niatnya tidak usah digabung. Cukup Anda niat puasa qadha, nanti puasa sunnahnya dapet,” kata Buya Yahya.

Jika ingin mengerjakan qadha puasa Ramadhan di bulan Rajab, berikut adalah niatnya.

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT". 

Wallahu a’lam.