Sukses

Kisah Ketakutan Iblis kepada Allah SWT dan Tobatnya yang Gagal, Diceritakan Gus Baha

Gus Baha menyampaikan bahwa iblis adalah makhluk yang memiliki ketakutan luar biasa kepada Allah. Ketakutan itu muncul karena iblis mengetahui dengan pasti kekuasaan Allah, surga, dan neraka. iblis pun ingin bertobat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketakutan kepada Allah adalah hal yang semestinya dimiliki setiap makhluk, termasuk manusia. Namun, bagaimana dengan iblis, yang dikenal sebagai makhluk pembangkang?

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menceritakan kisah menarik tentang ketakutan iblis kepada Allah dan usaha tobat yang berakhir gagal.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, membahas hal ini dengan gaya penyampaian khasnya yang ringan namun penuh makna. Ceramah ini memberikan pelajaran berharga tentang sifat iblis yang patut dijadikan bahan refleksi.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @asepsadhili3081, Gus Baha menyampaikan bahwa iblis adalah makhluk yang memiliki ketakutan luar biasa kepada Allah. Ketakutan itu muncul karena iblis mengetahui dengan pasti kekuasaan Allah, surga, dan neraka.

"Iblis itu takutnya sama Allah luar biasa. Sampean kalah karena iblis itu tahu surga, tahu neraka, tahu kekuasaannya Allah," ujar Gus Baha.

Ketakutan ini suatu saat membuat iblis mendatangi Nabi Musa AS, yang dikenal sebagai Kalimullah, atau nabi yang dapat berkomunikasi langsung dengan Allah. Iblis meminta Nabi Musa untuk menyampaikan permohonan kepada Allah agar ia diizinkan bertaubat.

"Ya Musa, ya Kalimullah, saya ini makhluk yang takutnya sama Allah luar biasa. Tolong rayukan Allah supaya menerima taubat saya," kata iblis, seperti yang diceritakan oleh Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Syarat Iblis Taubat dari Allah SWT

Mendengar permintaan tersebut, Nabi Musa awalnya ragu. Namun, setelah dirayu terus-menerus, Nabi Musa akhirnya setuju untuk menyampaikan permohonan iblis kepada Allah.

Sebagai seorang nabi, Nabi Musa memiliki kedekatan khusus dengan Allah. Ia kemudian menyampaikan permohonan iblis tersebut dalam doanya.

"Ya Allah, iblis ingin taubat. Tolong dikasih hak untuk bertaubat," ujar Nabi Musa dalam doanya, seperti yang ditirukan oleh Gus Baha.

Allah kemudian memberikan jawaban. Permohonan iblis dapat diterima dengan syarat tertentu. Allah meminta iblis untuk sujud di makam Nabi Adam sebagai bentuk penyesalan atas kesalahannya di masa lalu.

"Syaratnya, dia harus sujud di makam Nabi Adam. Karena kesalahannya dulu adalah tidak mau sujud kepada Nabi Adam," ungkap Gus Baha.

Mendengar jawaban tersebut, Nabi Musa merasa senang karena ada jalan bagi iblis untuk kembali kepada Allah. Nabi Musa segera menyampaikan kabar ini kepada iblis.

3 dari 3 halaman

Saat Iblis Disuruh Sujud di Makam Nabi Adam AS

"Alhamdulillah, kamu diterima tobatnya. Syaratnya hanya satu," kata Nabi Musa kepada iblis.

Iblis penasaran dan bertanya, "Apa syaratnya?"

Nabi Musa menjelaskan bahwa iblis harus sujud di kuburan Nabi Adam. Respons iblis terhadap syarat tersebut justru menunjukkan sifat aslinya.

"Wong zaman Nabi Adam hidup saja aku tidak mau, apalagi sekarang sudah mati," kata iblis, seperti yang diceritakan Gus Baha.

Penolakan iblis untuk mematuhi syarat yang diberikan menunjukkan betapa keras hatinya makhluk tersebut. Bahkan dalam keadaan ingin bertaubat, iblis tetap tidak mampu melepaskan kesombongannya.

"Jaman Adam hidup saja aku tidak mau kok sekarang sudah mati aku disuruh sujud," lanjut Gus Baha menirukan perkataan iblis.

Cerita ini mengajarkan bahwa tobat tidak hanya membutuhkan niat, tetapi juga kesediaan untuk merendahkan diri dan meninggalkan kesombongan.

Ketakutan iblis kepada Allah memang luar biasa, tetapi kesombongannya membuat ia terus berada dalam kesalahan. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi manusia agar tidak meniru sifat tersebut.

Gus Baha menjelaskan bahwa kesombongan adalah penghalang utama seseorang untuk mendekat kepada Allah. Bahkan makhluk seperti iblis, dengan segala ketakutannya kepada Allah, gagal bertaubat karena kesombongannya.

Ceramah ini menjadi pengingat bagi semua orang untuk selalu menjaga kerendahan hati dan menghindari sifat sombong dalam menjalani kehidupan.

Melalui cerita ini, Gus Baha menekankan pentingnya rasa takut kepada Allah yang disertai dengan sikap tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya.

Ketakutan saja tidak cukup jika tidak disertai dengan tindakan nyata yang menunjukkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Kisah ini menginspirasi banyak orang untuk merenungkan hubungan mereka dengan Allah dan menghindari sifat-sifat yang dapat menjauhkan dari rahmat-Nya.

Dengan gaya penyampaiannya yang menarik, Gus Baha berhasil menggugah hati banyak pendengarnya untuk lebih memahami makna tobat yang sebenarnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul