Sukses

Jangan Nyapu Masjid, Ini yang Mesti Dilakukan Preman Tobat Kata Gus Baha

Preman ketika tobat jangan menyapu masjid, tetapi harus tetap lakukan hal ini kata Gus Baha

Liputan6.com, Cilacap - Tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah SWT tentang kondisi akhir hidup seseorang. Tak mesti orang yang berjuluk kiai atau ustadz hidupnya akan berakhir dengan baik.

Demikian halnya dengan seseorang yang hidup di dunia gelap, seperti preman pasar, di akhir hayatnya akan tetap menjadi orang buruk.

Tak sedikit seseorang yang awal mulanya seorang preman di akhir hidupnya ia taubat menjadi orang baik dan rajin beribadah.

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih populer dengan sapaan Gus Baha menyoroti soal preman tobat. Alih-alih langsung lemes dan jadi 'orang baik-baik', preman mestinya tetap menjaga kegarangannya walau sudah bertobat,

Gus Baha menyarankan hal yang harus preman lakukan setelah taubat.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Alasannya

Gus Baha mengatakan bahwa ketika preman pasar itu tobat, jangan lantas meninggalkan pasar. Akan tetapi ia harus tetap di pasar.

Sehingga dengan cara demikian, pasar yang semula tidak aman yang disebabkan olehnya, maka ketika tobat, kondisi pasar menjadi aman juga sebab dia.

“Makanya saya sering cerita kalau preman pasar itu taubat jangan nyapu masjid,” kata Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Short @MuharulizChannel, Sabtu (04/01/2024).

“Tobatnya tetap di pasar, yang dulu pasar enggak aman karena dia, sekarang aman karenanya dia,”  sambungnya.

“Jangan tobat terus nyapu, di pasar diganti asistennya atau penggantinya, itu enggak fair!” kelakarnya.

3 dari 3 halaman

Kisahkan Umar bin Khattab

Menurut Gus Baha tobatnya ia buktikan dengan melakukan hal seimbang dengan kesalahannya dulu. Seperti Umar bin Khattab yang sebelum tobat membuat takut kaum muslimin dan setelah tobat membuat takut orang kafir.

Menurut Gus Baha, yang dilakukan Umar ini merupakan tobat yang seimbang atau setimpal dengan kesalahannya dahulu.

Hal ini yang perlu diimplementasikan saat seorang preman tobat. Jangan sampai lari dari tempat yang dulu ia buat tidak aman. Namun tetap berada di tempat dulu dia buat kegaduhan untuk kemudian ia jadikan tempat itu aman dan nyaman.

“Jadi kalau tobat itu harus seimbang dengan zaman salahnya. Seperti Umar ketika dia kafir itu orang Islam dibikin takut, lalu ketika dia Islam gantian orang kafir dibikin takut," terangnya.

“Pertama dia Islam, langsung mendatangi Abu Jahal dan Abu Lahab, “awas kalau mengganggu Rasulullah, berhadapan dengan saya!," imbuhnya.

"Itu fair, jangan dulunya bikin orang takut setelah tobat ke masjid nyapu yang di pasar diganti penggantinya, tetap gaduh enggak boleh." terangnya lagi.

 Harusnya kalau lama bikin pasar takut, ya sekarang lama bikin pasar aman. Itu tobat yang apa seimbang,” tutupnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul