Sukses

Kisah Kiai Abbas Banyuwangi Hentikan Kereta Api Hanya dengan Benang Sarung, Karomah Wali

Setelah mendengar pengaduan santri tersebut, Kiai Abbas mengambil langkah yang tidak biasa. Ia meminta santri itu untuk membawa seutas benang dari sarungnya dan mengikatkan benang tersebut pada roda kereta api yang telah menurunkannya.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah karomah para wali sering kali menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah kisah Kiai Abbas Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar di Dusun Tugung, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Sosok Kiai Abbas Banyuwangi dikenal memiliki banyak keistimewaan yang diakui oleh warga sekitar.

Dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @karomahislam, diceritakan tentang salah satu karomah luar biasa yang dimiliki Kiai Abbas. Kisah ini melibatkan seorang santri dari Pondok Pesantren Tugung yang mengalami kejadian unik saat menaiki kereta api.

Kejadian bermula ketika seorang santri hendak pulang ke kampung halamannya menggunakan kereta api dari Stasiun Kalisetail di Kecamatan Sempu. Namun, karena tidak memiliki tiket, santri tersebut diturunkan oleh petugas di Stasiun Sumber Wadung.

Merasa kebingungan dan tak memiliki pilihan lain, santri itu memutuskan untuk kembali ke pondok. Setibanya di sana, ia menceritakan pengalaman yang dialaminya kepada Kiai Abbas.

Setelah mendengar pengaduan santri tersebut, Kiai Abbas mengambil langkah yang tidak biasa. Ia meminta santri itu untuk membawa seutas benang dari sarungnya dan mengikatkan benang tersebut pada roda kereta api yang telah menurunkannya.

Hal yang terjadi kemudian sangat mengejutkan. Kereta api yang telah siap berangkat mendadak tidak bisa bergerak sama sekali. Para kru kereta, termasuk teknisi dan masinis, mencoba mencari tahu penyebabnya. Namun, meski telah dilakukan berbagai perbaikan, kereta tetap tidak dapat beroperasi.

Kejadian ini berlangsung hingga tiga hari, membuat para petugas kereta api merasa ada sesuatu yang aneh. Mereka akhirnya menduga bahwa peristiwa ini berkaitan dengan santri yang sebelumnya diturunkan dari kereta.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini yang Terjadi saat Benang Dilepas

Pencarian terhadap santri tersebut pun dimulai. Para kru kereta mencari hingga akhirnya menemukan santri itu kembali berada di Pondok Pesantren Tugung.

Santri tersebut lalu diminta untuk melepaskan benang yang diikatkan pada roda kereta. Begitu benang tersebut dilepas, kereta api yang sebelumnya tidak dapat bergerak langsung kembali berfungsi normal. Peristiwa ini menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar, bahkan meluas ke luar Banyuwangi.

Karomah yang ditunjukkan oleh Kiai Abbas ini semakin menegaskan kedekatannya dengan Allah. Kejadian tersebut juga menjadi pengingat bagi banyak orang tentang kekuatan doa dan keistimewaan yang dimiliki oleh para wali.

Masyarakat sekitar Pondok Pesantren Tugung merasa bangga memiliki tokoh seperti Kiai Abbas. Kisahnya terus diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati orang-orang yang berilmu dan dekat dengan Sang Pencipta.

Selain kisah ini, Kiai Abbas dikenal sebagai sosok yang sangat rendah hati. Meski memiliki banyak keistimewaan, ia selalu menampilkan sikap sederhana dalam kehidupan sehari-harinya.

Pondok Pesantren Al-Azhar di Dusun Tugung hingga kini menjadi tempat belajar agama yang dihormati. Para santri di pondok tersebut meyakini bahwa keberkahan ilmu yang mereka dapatkan tidak lepas dari keikhlasan Kiai Abbas dalam mendidik generasi muda.

3 dari 3 halaman

Jangan Remehkan Hal Kecil

Karomah seperti yang ditunjukkan oleh Kiai Abbas mengajarkan bahwa keberkahan hidup dapat diraih melalui keimanan yang kuat dan sikap tawakal. Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa doa memiliki kekuatan yang tak terduga.

Bagi masyarakat Banyuwangi, kisah ini bukan sekadar cerita. Ini menjadi bukti nyata bahwa para wali memiliki hubungan khusus dengan Allah yang melampaui nalar manusia.

Keberadaan kisah-kisah seperti ini juga menjadi penguat keimanan bagi umat Islam. Dalam setiap tantangan hidup, doa dan kesabaran adalah kunci utama untuk menghadapinya.

Pondok Pesantren Al-Azhar tidak hanya dikenal sebagai tempat menimba ilmu agama, tetapi juga menjadi saksi dari banyak karomah yang pernah terjadi. Hingga kini, pondok tersebut terus melahirkan generasi yang memahami pentingnya menjaga hubungan dengan Allah.

Kisah Kiai Abbas dan benang sarungnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak meremehkan hal-hal kecil. Dalam setiap kejadian, terdapat hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup.

Semoga kisah ini semakin mempertebal keimanan dan kecintaan umat Islam kepada Allah serta menjadi pengingat tentang keberkahan yang ada di sekitar kita.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul