Sukses

Kisah Perang Tabuk, Pertempuran Terakhir Nabi di Masa Sulit Kaum Muslimin pada Bulan Rajab

Perang Tabuk merupakan salah satu pertempuran penting yang dipimpin langsung oleh Rasulullah. Kaum Muslimin berperang melawan pasukan Romawi dalam peristiwa ini, yang berlangsung cukup lama, mulai dari bulan Rajab hingga hampir akhir bulan Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Perang tabuk merupakan pertempuran terakhir yang diikuti oleh Nabi SAW. Perang ini terjadi antara kaum Muslimin dengan pasukan Romawi.

Perang Tabuk berlangsung di sebuah kota yang berada di antara lembah al-Qura dan Syam, dengan jarak tempuh dari Madinah ke Tabuk sekitar 778 kilometer.

Perang ini berlangsung cukup lama, dimulai dari bulan Rajab tahun 9 Hijriyah dan berakhir pada 26 Ramadhan. Sehingga ini menunjukkan keteguhan hati dan komitmen tinggi dari para sahabat Nabi dalam menjalankan perintah Allah.

Meskipun berada dalam kondisi yang sangat sulit, dengan cuaca yang ekstrem dan perjalanan yang panjang, kaum Muslimin tetap berjuang bersama Rasulullah untuk mempertahankan kedaulatan dan martabat umat Islam.

Perang Tabuk lebih dari sekadar pertempuran. Peristiwa ini banyak mengajarkan tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan beragama, seperti kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan hati dalam melaksanakan perintah Allah. Tertarik untuk mengetahui kisahnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 4 halaman

Awal Mula Terjadinya Perang

Dikutip dari NU Online, ada banyak pendapat mengenai latar belakang munculnya perang ini. Salah satunya dikarenakan Rasulullah SAW mengetahui bahwa Raja Romawi mempersiapkan pasukan yang besar untuk melawan umat.

Hal itu bertujuan demi membalas kematian Ja'far bin Abu Thalib, serta adanya tantangan dari orang Yahudi dengan tujuan untuk menipu kaum muslimin agar celaka. 

Mendengar kabar tersebut, Rasulullah SAW langsung mempersiapkan diri begitupun dengan kaum Muslimin lainnya. Beliau juga menyarankan pengumpulan dana. Hingga akhirnya, Abu Bakar mengorbankan seluruh hartanya. 

Umar RA juga mengorbankan setengah harta dan Utsman RA mengorbankan perlengkapan perang untuk sepertiga pasukan. Sahabat lainnya pun juga menginfakkan lebih dari kemampuan mereka.

Setelah semua persiapan selesai, Rasulullah SAW memimpin 30 ribu kaum Muslimin secara langsung. Mereka berangkat untuk menghadang pasukan Romawi.

Kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW dan pasukan ini lantas dianggap sebelah mata oleh Heraklius. Ia yakin kaum Muslim tak akan mampu melewati padang pasir dan mendatangi mereka lantaran cuaca saat itu sangat panas.

3 dari 4 halaman

Kesulitan yang Dihadapi selama Perang Tabuk

Panasnya cuaca saat itu, bukan menjadi satu-satunya tantangan dalam Perang Tabuk. Kaum Muslim juga harus memperjuangkan keimanan mereka yakni dengan keterbatasan bahan makanan.

Lantaran, kebun-kebun di Madinah sedang musim panen. Sebagian besar penduduk Madinah mendapat penghasilan dari bertanam kurma Dapat dikatakan musim panen itu adalah rezeki mereka selama setahun. Kendati demikian, kaum Muslim tetap bertakwa kepada Allah SWT.

Mereka dengan ikhlas mengorbankan rezeki itu dan berangkat untuk menghadang pasukan Romawi. 

Perjalanan pasukan kaum Muslimin menuju Tabuk memakan waktu hingga 20 hari. Medan ditempuh pun amatlah sulit.

Perang ini bahkan di juluki "Pasukan Jaisyul Usrah" yang artinya pasukan yang dalam keadaan sulit. Keadaan para sahabat pun sedang susah hingga membuat seekor unta harus dikendarai oleh 10 orang sahabat secara bergantian.

4 dari 4 halaman

Mundurnya Pasukan Romawi

Setelah pasukan Muslim sampai di Tabuk, tak disangka pasukan Romawi justru mundur dan justru bersembunyi di benteng-benteng mereka. Mereka gentar terhadap kaum Muslim yang kuat. 

Panglima Khalid bin Walid sempat meminta izin untuk mengejar Heraklius berikut pasukannya. Namun, niat itu dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.

Beliau mengatakan jika tujuan kedatangan kaum Muslim adalah untuk merebut wilayah Arab yang sempat ditaklukkan pasukan Romawi.

Perang ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kaum Muslim saat itu tentang pentingnya kejujuran iman dan bertahan dalam kesulitan yang ada.