Sukses

Bolehkah Qobliyah Subuh Dilakukan setelah Sholat Subuh? Ini Kata Buya Yahya

Terkait dengan sholat sunnah qobliyah Subuh, ada pertanyaan yang muncul di majelis Al Bahjah yang diasuh oleh Buya Yahya. Bolehkah sholat qobliyah Subuh dilakukan setelah sholat Subuh? Misalnya, kondisi itu dilakukan karena saat tiba di masjid sholat berjamaah Subuh sudah dimulai.

Liputan6.com, Jakarta - Sholat Rawatib merupakan ibadah sunnah yang mengiringi sholat fardhu. Salah satu sholat Rawatib yang diutamakan adalah dua rakaat sholat qobliyah Subuh. Sholat sunnah ini dilakukan sebelum mengerjakan sholat Subuh, baik secara munfarid maupun berjamaah.

Terkait dengan sholat sunnah qobliyah Subuh, ada pertanyaan yang muncul di majelis Al Bahjah. Bolehkah sholat qobliyah Subuh dilakukan setelah sholat Subuh? Misalnya, kondisi itu dilakukan karena saat tiba di masjid sholat berjamaah Subuh sudah dimulai.

Menurut Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, sholat qobliyah Subuh boleh dilakukan setelah sholat Subuh. Selama masih masuk waktu Subuh, niatnya bukan mengqadha dua rakaat qobliyah Subuh.

“Hanya karena Anda tidak punya kesempatan karena ada (sholat) berjamaah didirikan, maka Anda lakukan (dua rakaat qobliyah Subuh) setelahnya. Dan (hukumnya) bukan diharamkan, karena ini sholat Rawatib,” jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (7/1/2025).

Beda halnya jika menyengaja tidak sholat qobliyah Subuh padahal punya kesempatan mengerjakannya. Menurut Buya Yahya, jika kasusnya demikian maka qobliyah Subuh tidak bisa dilakukan setelah sholat Subuh.

“Cuma ini karena keadaan Anda sholat Subuh berjamaah, jamaah harus diutamakan, maka Anda melakukan sholat qobliyah subuh setelah Subuh, boleh. Belum disebut qadha,” tutur Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Qadha Qobliyah Subuh

Bahkan, kata Buya Yahya, qobliyah Subuh tetap bisa dilakukan meski sudah melewati waktu Subuh. Niatnya adalah mengqadha. Akan tetapi, ada syarat tertentu sholat Rawatib itu tetap bisa dilakukan agar meraih keutamaannya.

“Baru kalau disebut qadha begini. Anda belum qobliyah Subuh, lalu Anda sholat berjamaah Subuh, sampai salam Anda lupa belum sholat qobliyah. Inget-inget waktu Dhuha. Saya belum sholat qobliyah Subuh. Maka itu mengqadha, Anda mengerjakannya di luar waktu Subuh, dan masih disunnahkan,” kata Buya Yahya.

“Jadi, Anda mengqadha boleh. Mengqadha sholat sunnah dianjurkan. Jadi Anda belum sholat qobliyah Subuh, sampai waktu Dhuha baru ingat, Anda qadha waktu itu,” ujarnya menekankan.

Menurut Buya Yahya, sholat qobliyah Subuh juga dapat dilakukan meski terlambat bangun tidur sehingga baru melaksanakan sholat Subuh di pagi hari. Hukumnya tetap disunnahkan, tapi yang diutamakan adalah mengqadha terlebih dahulu sholat Subuh yang ditinggalkan.

“Jika misalnya Anda tertidur karena capek, Anda baru bangun di waktu Dhuha. Lalu Anda sholat Subuh dan tentunya Anda belum qobliyah Subuh. Apakah tetap disunnahkan? Tetap disunnahkan qobliyah Subuh. Dan disunnahkan. Anda wajib mengqadha Subuh dan sunnah mengqadha qobliyah Subuh,” jelas Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Keutamaan Sholat Qobliyah Subuh

Meski sholat qobliyah Subuh cukup berat bagi sebagian orang, tapi ibadah ini memiliki banyak keutamaan bagi yang mengamalkannya. Keutamaan ini disebutkan dalam beberapa hadis Rasulullah SAW.

Pertama, melaksanakan sholat qobliyah subuh sebanyak dua rakaat lebih baik dari dunia dan isinya. Keutamaan ini diriwayatkan oleh Aisyah RA dari Rasulullah SAW dalam HR Muslim dan Tirmidzi.

Aisyah RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda, dua rakaat (sebelum) fajar (sholat subuh) lebih baik (nilainya) dari dunia dan seisinya.” 

Mengutip NU Online, Imam Abu Hasan al-Mubarakfuri dalam Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih menjelaskan bahwa maksud dari sholat fajar dalam hadis tersebut adalah sholat qobliyah subuh.

“Maksud dari perkataan ‘dua rakaat shalat fajar’ (dalam hadits) adalah shalat sunnah (qabliyah) fajar. Penyebutannya memang masyhur dengan nama ini.” (Abu al-Hasan al-Mubarakfuri, Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih, juz 4, hal. 137). 

Kedua, orang yang melaksanakan sholat subuh termasuk golongan yang meneladani Rasulullah SAW. Sebab, sholat dua rakaat sebelum subuh merupakan ibadah yang rutin dilakukan oleh Rasulullah SAW.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga sholat subuh. Sebelum sholat subuh dimulai, beliau dahului dengan 2 raka’at ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Wallahu a’lam.