Sukses

Azab Mengerikan untuk yang Menampik 'Laa ilaha Illallah' Menurut Gus Baha, Dijatuhkan ke Neraka yang Berkedalaman 70 Ribu Tahun

Surga yang begitu megah, menurut Gus Baha, hanya bisa dimasuki oleh mereka yang menerima dan mengucapkan kalimat "Laa ilaha illallah" dengan hati yang ikhlas

Liputan6.com, Jakarta - Dalam ajaran Islam, kalimat "Laa ilaha illallah" memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Kalimat ini adalah inti dari tauhid, yang mengesakan Allah sebagai Tuhan. KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha, menjelaskan dalam ceramahnya mengenai perbedaan antara mereka yang menerima dan menolak kalimat tersebut, serta akibatnya terhadap nasib mereka di akhirat.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan tentang konsep surga dan neraka yang sangat berbeda, terutama terkait dengan penerimaan terhadap kalimat yang merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam ini. Menurut Gus Baha, surga itu bukanlah tempat biasa, melainkan sebuah tempat yang sangat istimewa, layaknya kelas VVIP yang begitu mewah.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @asepsadhili3081, Gus Baha menggambarkan surga dengan cara yang sangat memukau. Ia mengatakan, “Surga itu kan digawe kelas VVIP, mewah terus. jare Rukhin (Jemaah Gus Baha) bidadarinya cantik, 'ayu kabeh' terus, gak pernah melihat orang lain, tidak pergi kemana-mana, atau tidak pernah keluyuran.”

Surga yang begitu megah, menurut Gus Baha, hanya bisa dimasuki oleh mereka yang menerima dan mengucapkan kalimat "Laa ilaha illallah" dengan hati yang ikhlas. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kalimat tersebut dalam menentukan nasib seseorang di akhirat. Bagi mereka yang melafalkan atau menerima kalimat ini, surga yang penuh kemewahan dan kenikmatan akan menjadi tempat tinggal mereka.

Namun, meskipun surga digambarkan dengan begitu indah, Gus Baha juga menjelaskan dengan serius mengenai konsekuensi bagi mereka yang menolak kalimat "Laa ilaha illallah." Dalam penjelasannya, ia mengutip kisah yang disampaikan oleh Abu Hurairah mengenai neraka. Gus Baha menjelaskan, “Kala surga yang semewah itu selux itu ya bagi mereka sing melafalkan atau yang menerima kalimat 'laa illahaillallah.”

Sebaliknya, bagi mereka yang menolak kalimat ini, neraka menjadi tempat yang sangat mengerikan. Gus Baha mengutip kisah dari Abu Hurairah, yang menceritakan mengenai tes yang sangat berat di neraka. Menurutnya, jika seseorang menjatuhkan benda ke dalam neraka, benda tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai ke bawah, yaitu sekitar 70.000 tahun.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Gambaran Betapa Dalamnya Neraka

“Wah, itu kontraktor mana saja ndak sanggup itu disuruh membuat kedalaman neraka seperti itu. Iku yo hanya kanggo wong sing menolak lailahaillallah,” tambah Gus Baha dengan serius. Dengan kata lain, kedalaman neraka yang begitu ekstrem hanya untuk mereka yang menolak kalimat yang sangat fundamental dalam ajaran Islam.

Gus Baha menegaskan bahwa kalimat "Laa ilaha illallah" ini bukan hanya sebuah lafaz yang diucapkan, tetapi juga harus diterima dengan sepenuh hati. Dalam pengajaran Gus Baha, penolakan terhadap kalimat tersebut akan membawa konsekuensi yang sangat berat, yaitu dihukum dengan kedalaman neraka yang luar biasa.

Mengenai neraka, Gus Baha menggambarkan betapa beratnya hukuman bagi mereka yang menolak kalimat tauhid tersebut. Kedalaman neraka yang disebutkan oleh Abu Hurairah menjadi salah satu gambaran betapa besarnya akibat penolakan terhadap tauhid, yang merupakan inti ajaran Islam.

Dalam pandangan Gus Baha, kalimat "Laa ilaha illallah" seharusnya menjadi pegangan hidup bagi setiap Muslim. Ia mengingatkan bahwa banyak orang yang melakukan ritual keagamaan, seperti tahlilan, namun tidak memahami betapa pentingnya kalimat ini. Bahkan, menurutnya, ada yang dalam acara tahlilan malah tertidur.

“Ya kalimat ini luar biasa. Surga digawe bagi yang nerima, neraka digawe untuk yang menolak,” ujar Gus Baha, mengingatkan para jamaah akan pentingnya pengucapan dan penerimaan kalimat ini dalam hidup sehari-hari. Dalam ajaran Islam, kalimat ini menjadi syarat utama untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di akhirat.

Pentingnya penghayatan terhadap kalimat "Laa ilaha illallah" ini juga disampaikan oleh Gus Baha dengan mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga niat dan kesungguhan dalam beribadah. Bagi Gus Baha, dzikir dan tahlilan seharusnya menjadi momen untuk merenungkan makna kalimat tersebut dan memperkuat hubungan dengan Allah.

Gus Baha mengingatkan agar umat Islam tidak hanya mengucapkan kalimat tauhid ini secara otomatis, tetapi juga memahami dan menghayatinya. Kalimat ini harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sebagai pengingat bahwa hanya Allah yang berhak disembah.

 

3 dari 3 halaman

Beruntungnya Orang yang Menerima Kalimat Ini

Menerima kalimat "Laa ilaha illallah" dengan sepenuh hati adalah tanda ketundukan dan keikhlasan seseorang terhadap Allah. Dengan begitu, surga yang dijanjikan bagi mereka yang menerima kalimat ini akan menjadi kenyataan. Gus Baha menyebutkan bahwa bagi mereka yang benar-benar melafalkan dan menerima kalimat ini, surga adalah tempat yang penuh dengan kemewahan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Di sisi lain, mereka yang menolak kalimat tauhid ini akan mendapatkan konsekuensi yang sangat berat. Gus Baha menggambarkan betapa dalamnya kedalaman neraka, yang tak terjangkau oleh pemahaman manusia biasa. Hal ini menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk senantiasa memperbaiki iman dan ikhlas dalam menerima ajaran Islam.

Gus Baha juga menekankan bahwa amal ibadah yang dilakukan tanpa penghayatan terhadap kalimat "Laa ilaha illallah" tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kualitas dzikir dan ibadah mereka, agar tidak hanya sekadar ritual belaka, tetapi benar-benar mendekatkan diri kepada Allah.

Berdasarkan penjelasan Gus Baha, surga dan neraka menjadi refleksi dari sejauh mana seseorang menerima dan menghayati kalimat tauhid ini dalam hidupnya. Surga yang penuh kemewahan dan kenikmatan hanya untuk mereka yang ikhlas dan tulus menerima kalimat ini, sedangkan neraka dengan kedalamannya yang luar biasa menjadi tempat bagi mereka yang menolak.

Melalui penjelasan Gus Baha, umat Islam diingatkan untuk tidak pernah meremehkan kekuatan kalimat "Laa ilaha illallah." Kalimat ini bukan hanya sekadar lafaz, tetapi juga menjadi kunci keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Akhirnya, Gus Baha mengajak setiap orang untuk senantiasa mengingat kalimat tauhid ini dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dengan mengucapkan dan menerima kalimat ini dengan sepenuh hati, seseorang akan memperoleh surga yang penuh dengan kebahagiaan yang tiada tara.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul