Sukses

Makkah dan Madinah Terendam, Ini Kisah Banjir di Zaman Nabi

Tanah Arab, termasuk Makkah dan Madinah sudah beberapa kali terendam banjir. Salah satunya pada masa Rasulullah Muhammad SAW

Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda sejumlah kota penting di Arab Saudi, seturut hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama berhari-hari. Dua kota terdampak di antaranya, Makkah dan Madinah, dua Kota Suci bagi umat Islam.

Fenomena banjir Makkah dan Madinah pun memantik perhatian publik. Pasalnya, di dua Kota Suci ini, terdapat situs penting bagi umat Islam seluruh dunia.

Di sejumlah tayangan, ada jemaah yang melaksanakan tawaf dalam kondisi banjir. Ada pula yang sholat dalam kondisi basah kuyup.

Tak hanya itu, banjir kali ini juga memicu korban jiwa. Dua orang dilaporkan tewas dalam banjir yang melanda Arab Saudi.

Selain Makkah dan Madinah, banjir dilaporkan juga merendam Jeddah, Riyadh dan Al-Baha. Banjir menimbulkan dampak signifikan dan membuat warga lokal khawatir karena diprediksi cuaca ekstrem masih berlanjut.

Banjir di Makkah, Madinah atau Arab bukanlah fenomena baru, meski tetap saja langka dan dianggap unik. Pasalnya, Makkah dan Madinah sudah beberapa kali terendam banjir. Salah satunya pada masa Rasulullah Muhammad SAW.

Berikut ini adalah kisah banjir di zaman Nabi Muhammad SAW dan responsnya terhadap bencana alam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kisah Banjir di Zaman Nabi Muhammad SAW

Melansir situs Islami.co via NU Online Lampung, pada masa Rasulullah ternyata juga pernah terjadi banjir. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sahih-nya.

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ، ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﺻَﺎﺑَﺖِ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﺳَﻨَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺒَﻴْﻨَﺎ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ ﻗَﺎﻡَ ﺃَﻋْﺮَاﺑِﻲٌّ

Anas bin Malik berkata: “Di masa Nabi SAW terjadi musim paceklik. Ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam berkhutbah maka berdiri seorang Arab pedalaman.”

ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ: ﻫَﻠَﻚَ اﻟﻤَﺎﻝُ ﻭَﺟَﺎﻉَ اﻟﻌِﻴَﺎﻝُ، ﻓَﺎﺩْﻉُ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻨَﺎ

Ia berkata: “Wahai Rasulullah, harta telah hancur dan keluarga kelaparan. Doakan kepada Allah untuk kami.”

ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﺮَﻯ ﻓِﻲ اﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻗَﺰَﻋَﺔً، ﻓَﻮَاﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻣَﺎ ﻭَﺿَﻌَﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺛَﺎﺭَ اﻟﺴَّﺤَﺎﺏُ ﺃَﻣْﺜَﺎﻝَ اﻟﺠِﺒَﺎﻝِ، ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﻋَﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﺣَﺘَّﻰ ﺭَﺃَﻳْﺖُ اﻟﻤَﻄَﺮَ ﻳَﺘَﺤَﺎﺩَﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

Lalu Nabi mengangkat kedua tangannya. Kami tidak melihat adanya awan di langit. Demi Allah yang jiwaku ada dalam kuasa-Nya, Nabi belum menurunkan tangannya hingga awan menyebar seperti gunung-gunung. Nabi belum turun dari mimbar hingga aku melihat hujan telah menetes di jenggot Nabi SAW.

ﻓَﻤُﻄِﺮْﻧَﺎ ﻳَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺫَﻟِﻚَ، ﻭَﻣِﻦَ اﻟﻐَﺪِ ﻭَﺑَﻌْﺪَ اﻟﻐَﺪِ، ﻭَاﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻠِﻴﻪِ، ﺣَﺘَّﻰ اﻟﺠُﻤُﻌَﺔِ اﻷُﺧْﺮَﻯ

“Di hari itu kami mendapat hujan, esok dan lusa, hingga Jum’at berikutnya.”

ﻭَﻗَﺎﻡَ ﺫَﻟِﻚَ اﻷَﻋْﺮَاﺑِﻲُّ – ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ: ﻏَﻴْﺮُﻩُ – ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ، ﺗَﻬَﺪَّﻡَ اﻟﺒِﻨَﺎءُ ﻭَﻏَﺮِﻕَ اﻟﻤَﺎﻝُ، ﻓَﺎﺩْﻉُ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻨَﺎ

Orang tadi -atau yang lain- berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah. Bangunan telah hancur dan harta tenggelam. Doakan kepada Allah untuk kami.

3 dari 3 halaman

Doa Rasulullah saat Banjir Melanda

” ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ: «اﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺣﻮاﻟﻴﻨﺎ ﻭَﻻَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ»

Nabi mengangkat kedua tangannya dan berdoa:

“Ya Allah, turunkan hujan di sekeliling kami dan jangan jadikan petaka bagi kami”

ﻓَﻤَﺎ ﻳُﺸِﻴﺮُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻟَﻰ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔٍ ﻣِﻦَ اﻟﺴَّﺤَﺎﺏِ ﺇِﻻَّ اﻧْﻔَﺮَﺟَﺖْ

Tidaklah Nabi mengisyaratkan dengan tangannya ke arah awan kecuali awan tersebut terlepas dari awan yang lain. (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain kitab Sahih Bukhari ada tambahan:

ﻳُﺮِﻳﻬِﻢُ اﻟﻠَّﻪُ ﻛَﺮَاﻣَﺔَ ﻧَﺒِﻴِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺇِﺟَﺎﺑَﺔَ ﺩَﻋْﻮَﺗِﻪِ “

Allah memperlihatkan kepada mereka karomah (mukjizat) Nabi shalallahu alaihi wasallam dan terkabulnya doa Nabi.” Saya berdoa semoga doa Nabi ini dikabulkan oleh Allah untuk negeri kami. Amin.