Liputan6.com, Jakarta Dalam sejarah Islam, ada banyak sahabat Rasulullah SAW yang dikenal karena keistimewaannya dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah Tsabit bin Qais. Tsabit bin Qais seorang sahabat yang menonjol dalam kefasihan berbicara.
Kemampuannya dalam menyampaikan argumen dengan tegas dan penuh hikmah membuatnya dihormati di kalangan sahabat dan umat Islam pada masanya. Selain dikenal sebagai orator ulung, Tsabit bin Qais juga merupakan seorang pejuang yang berani.
Advertisement
Tsabit bin Qais salah satu tokoh penting dari kaum Anshar yang memiliki kontribusi besar dalam dakwah Islam dan perjuangan mempertahankan agama Allah. Ia ikut serta dalam berbagai perang besar, seperti Perang Uhud dan Perang Khandaq, menunjukkan kesetiaannya kepada Islam dengan keberanian luar biasa.
Meskipun kaya raya dan gemar barang mewah seperti unta, pakaian, dan sandal bagus, Tsabit tetap rendah hati. Namun, setelah turunnya ayat tentang larangan menyombongkan diri, ia menangis tersedu-sedu karena merasa pernah melakukan kesalahan tersebut. Nabi SAW menenangkannya dan menegaskan bahwa Tsabit tetap termasuk ahli surga karena tindakannya mengangkat suara adalah dalam konteks dakwah. Kisah Tsabit bin Qais sahabat Rasulullah SAW ini dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (11/3/2025).
Jemaah Haji Indonesia yang meninggal akan dimakamkan di Makam Baqi. Makam Baqi yang terletak di Madinah menjadi salah satu lokasi pemakaman jemaah haji di Tanah Suci. Makam ini juga menjadi tempat yang paling sering dikunjungi peziarah.
Mengenal Tsabit bin Qais
Tsabit bin Qais seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Bani Khazraj, Madinah. Tsabit bin Qais dikenal sebagai orator ulung dan juru bicara Rasulullah. Keislamannya bermula dari lantunan ayat Al-Quran oleh Mus'ab bin Umair, utusan dakwah Nabi ke Madinah.
Kemampuan pidatonya yang luar biasa membuatnya terpilih mewakili kaum Muslim Madinah saat menyambut kedatangan Nabi SAW dalam hijrah. Ia berjanji melindungi Nabi SAW seperti keluarganya sendiri, sebuah kesetiaan yang dibalas Nabi SAW dengan janji surga.
Saat hijrah Nabi ke Madinah, Tsabit menyampaikan pidato penyambutan yang berkesan. Pidatonya yang menggetarkan hati ini menjadi bukti awal dari kemampuannya sebagai orator ulung. Kemampuannya ini tak hanya diakui oleh kaum Muslimin Madinah, tetapi juga oleh tamu-tamu penting yang datang berkunjung, termasuk utusan Bani Tamim.
Rasulullah SAW bahkan pernah meminta Tsabit untuk beradu pidato dengan juru bicara Bani Tamim, dan Tsabit berhasil memukau hadirin. Kemampuan berpidato Tsabit bukan hanya sekedar menyampaikan kata-kata, tetapi juga mampu membangkitkan semangat dan keyakinan di hati pendengarnya.
Advertisement
Kedekatan dengan Rasulullah
Tsabit bin Qais adalah salah satu sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika, ia merasa cemas setelah mendengar firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 2:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suaramu) terhadap sebagian kamu yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari." (QS. Al-Hujurat:2)
Mendengar ayat ini, Tsabit bin Qais merasa sangat takut karena ia memiliki suara yang keras dan khawatir bahwa amalannya telah sia-sia. Rasulullah SAW kemudian menenangkannya dan memberi kabar gembira bahwa ia tetap termasuk dalam golongan ahli surga.
Wafatnya Tsabit bin Qais
Setelah Rasulullah SAW wafat, Tsabit bin Qais tetap berjuang untuk Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Salah satu pertempuran besar yang diikutinya adalah Perang Yamamah melawan pasukan Musailamah al-Kazzab. Dalam perang ini, Tsabit bin Qais menunjukkan keberanian luar biasa hingga akhirnya ia gugur sebagai syahid.
Sebelum wafatnya, Tsabit bin Qais meninggalkan wasiat agar harta dan perlengkapannya diberikan kepada kaum Muslimin. Wasiatnya ini menjadi contoh bagaimana seorang Muslim yang saleh tetap memikirkan kepentingan umat bahkan di saat ajal menjemputnya.
Dalam pertempuran yang sengit tersebut, kaum Muslimin menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Musailamah al-Kazzab. Tsabit bin Qais tetap teguh di garis depan, mengobarkan semangat para prajurit Muslim dan mengingatkan mereka akan janji Allah tentang surga bagi mereka yang gugur di jalan-Nya. Ia terus berperang tanpa gentar hingga akhirnya ia jatuh sebagai syahid di medan laga.
Setelah wafatnya, kaum Muslimin mengenang keberanian dan pengorbanannya sebagai salah satu pahlawan Islam yang tak tergantikan. Wasiatnya yang meminta agar perlengkapannya diberikan kepada umat Islam menjadi bukti ketulusan hatinya dalam memperjuangkan agama Allah. Kisah wafatnya Tsabit bin Qais menjadi inspirasi bagi para pejuang Islam untuk tetap teguh dalam membela kebenaran, meskipun nyawa menjadi taruhannya.
Advertisement
Kehidupan Tsabit bin Qais Jadi Teladan
Kehidupan Tsabit bin Qais menjadi teladan bagi kita semua. Ia menunjukkan bagaimana seorang muslim seharusnya memiliki kemampuan dan keahlian yang bermanfaat untuk umat, serta tetap rendah hati dan berpegang teguh pada ajaran Islam.
Tsabit dipersaudarakan dengan Ammar bin Yasir oleh Nabi SAW, menunjukkan betapa dekat dan dihormatinya oleh Rasulullah. Nama lengkapnya adalah Tsabit bin Qais bin Syammās bin Umru al-Qais bin Malik bin Haritsah ibn Tsa'labah bin Ka'ab bin al-Khazraj bin al-Harits bin al-Khazraj al-Ḥārithī al-Khazrajī, mencerminkan silsilah keluarganya yang terhormat.