Sukses

Ustadz Adi Hidayat Ungkap Filosofi Hari Jumat, Maknanya di Luar Dugaan 

Jumat memiliki tiga arti. Pertama datang berkumpul. Kedua saling mengenal di antara yang kumpul dan ketiga saling membantu dalam kebaikan di antara yang berkumpul

Liputan6.com, Jakarta - Nama-nama hari dalam Islam memiliki makna masing-masing. Makna tiap hari itu menentukan aktivitas keseharian.

Pada zaman jahiliyah, masyarakat arab memiliki tradisi bekerja mulai hari pertama atau Ahad. Ada tiga golongan pekerjaan utama masyarakat Arab ketika itu.

Pertama golongan pedagang atau tajir. Bagi golongan ini, mereka akan berangkat berdagang pada hari Ahad dan pulang pada hari Jumat.

Golongan kedua adalah penyair. Bagi golongan ini, mereka akan turun ke Lembah-lembah untuk mendapatkan inspirasi sebelum menulis syair-syair.

Golongan ketiga adalah dukun atau penyihir. Golongan ini memiliki keduduan tinggi di masyarakat. Mereka akan memulai pekan dengan mencari mantra-mantra atau syihir baru.

Kemudian, ketiga golongan ini akan berkumpul untuk berpesta bersama sambil memamerkan capaian mereka selama sepekan. Yang pedagang akan memamerkan kekayaannya dan yang paling kaya akan menjadi klan yang paling berpengaruh.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Filosofi Jumat Menurut UAH

Bagi penyair akan memamerkan keindahan serta kedalaman syair-syairnya. Barang siapa yang syairnya dinilai paling indah, ia mendapat kedudukan yang tinggi ditTengah masyarakat.

Begitupun para dukun. Mereka berkumpul pada akhir pekan untuk berpesta sambil memamerkan kemampuannya. Dukun yang paling sakti akan menjadi rujukan bagi pemuka suku untuk dimintai fatwanya.

Begitulah siklus rutinitas masyarakat jahiliyah. Setelah sepekan bekerja keras, mereka kemudian berkumpul sambil berpesta untuk menunjukkan siapa yang paling sukses di bidangnya masing-masing.

Nabi Muhammad yang melihat perilaku ini prihatin. Ia kemudian mengubah kebiasaan berpesta dan pamer kesuksesan dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Perubahan ini berawal dari filosofi Jumat. Ustaz Adi Hidayat dalam tausiyahnya di kanal youtube-nya menjelaskan, Jumat berasal dari kata al jamak ditambah huruf ta di belakangnya.

Jumat memiliki tiga arti. Pertama datang berkumpul. Kedua saling mengenal di antara yang kumpul dan ketiga saling membantu dalam kebaikan di antara yang berkumpul.

3 dari 3 halaman

Kumpulnya Orang Islam Memiliki Nilai

“Jadi seakan Allah ingin mengatakan, orang Islam tidak dilarang berkumpul, silakan kumpul seperti yang lain kumpul. Tetapi kumpulnya orang Islam mesti memberikan nilai,” ujar dia.

Perubahan tradisi jahiliyah ini langsung diterapkan Nabi Muhammad SAW. Saat berkumpul di masjid, Nabi dan sahabat selalu mengenal setiap orang yang datang.

Tak hanya itu, Nabi juga mengerti apa keperluan orang-orang yang berkumpul. Sehingga tak ada seorangpun yang meninggalkan tempat Kumpulan tanpa menyelesaikan persoalannya masing-masing.

“Bahkan tidak hanya waktu Jumat, setiap datan ke masjid apapun keperluannya tidak pernah kembali dari masjid kecuali tuntas persoalanya. Itulah Jumat,” kata dia

Selanjutnya: Filosofi Jumat Menurut UAH