Sukses

Ngaji Akal ala Gus Baha, Kisah Penciptaan Nyamuk dan Gajah

Menurut Gus Baha, manusia sering kali lebih terkesima dengan makhluk besar seperti dinosaurus, jerapah, atau gajah. Padahal, nyamuk yang kecil justru menyimpan keajaiban penciptaan yang luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali mengagumi hal-hal yang besar dan mencolok, sementara yang kecil dan rumit justru diabaikan. Padahal, sesuatu yang tampak sederhana bisa jadi jauh lebih kompleks dari yang terlihat.

Dalam sebuah pengajian, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengajak jemaahnya untuk mengasah akal dengan memahami penciptaan makhluk Allah, terutama nyamuk dan gajah. Ia menekankan bahwa membuat sesuatu yang besar belum tentu lebih sulit dibandingkan menciptakan sesuatu yang kecil dengan detail yang luar biasa.

Ulama ahli tafsir ini memberikan contoh menarik. Jika seseorang meminta seorang pemahat untuk membuat patung gajah, pemahat kemungkinan besar akan menyanggupi tanpa banyak berpikir. Namun, jika diminta membuat patung nyamuk dengan ukuran sekecil nyamuk asli, pasti akan kesulitan.

"Pak, gawekno patung gajah, ukurannya ya semestinya gajah," kata Gus Baha menirukan permintaan seseorang kepada pemahat. "Pasti dijawab 'Oke!' Tapi kalau minta dibuatkan patung nyamuk seukuran nyamuk asli, kira-kira sanggup apa ndak?" lanjutnya.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf, Gus Baha menjelaskan bahwa dari segi penciptaan, nyamuk jauh lebih rumit dibandingkan gajah.

"Kalau Allah menciptakan nyamuk, itu lebih sulit daripada menciptakan gajah. Nyamuk kecil, tapi punya alat kelamin, lalu lubangnya sekecil apa? Terus, ukurannya seberapa?" ujar Gus Baha sambil tertawa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Hakikat Penciptaan

Penjelasan ini mengundang tawa jemaahnya. Ada yang bahkan menambahkan dengan canda, "Lalu kumannya seberapa, Gus?"

Menurut Gus Baha, manusia sering kali lebih terkesima dengan makhluk besar seperti dinosaurus, jerapah, atau gajah. Padahal, nyamuk yang kecil justru menyimpan keajaiban penciptaan yang luar biasa.

Ia menjelaskan bahwa Allah memberikan banyak pelajaran lewat makhluk kecil seperti nyamuk. Sayangnya, manusia sering kali mengabaikannya.

"Karena orang gak iktibar dengan nyamuk, maka didatangkan nyamuk yang banyak," kata Gus Baha sambil tertawa.

Jemaah pun ikut tertawa mendengar logika unik ini. Menurutnya, keberadaan nyamuk yang banyak bisa jadi merupakan teguran agar manusia lebih merenungkan ciptaan Allah.

Dalam Al-Qur'an, Allah pernah menantang manusia dengan menyebut nyamuk sebagai tanda kebesaran-Nya. Hal ini seharusnya menjadi bahan renungan bahwa makhluk kecil pun memiliki kompleksitas yang luar biasa.

Banyak orang berpikir bahwa yang besar pasti lebih sulit diciptakan dibandingkan yang kecil. Padahal, jika dilihat dari detailnya, makhluk kecil sering kali jauh lebih rumit.

Misalnya, organ tubuh gajah lebih mudah dipahami karena ukurannya besar. Namun, nyamuk yang kecil tetap memiliki sistem pernapasan, peredaran darah, dan alat reproduksi yang bekerja dengan sempurna.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Remehkan Nyamuk

"Kalau gajah besar, kita mudah melihat matanya, belalainya, dan bagian tubuh lainnya. Tapi nyamuk? Ukurannya sekecil itu, tapi tetap lengkap," ujar Gus Baha.

Ia juga menambahkan bahwa manusia harus lebih banyak menggunakan akalnya dalam memahami penciptaan. Dengan begitu, manusia bisa lebih mengenal kebesaran Allah.

Penciptaan nyamuk juga menjadi bukti bahwa Allah tidak hanya Maha Besar, tetapi juga Maha Detail. Tidak ada satu pun makhluk yang diciptakan sia-sia.

Sebagai contoh, nyamuk memiliki peran dalam ekosistem, meskipun sering dianggap sebagai makhluk pengganggu.

Gus Baha mengingatkan bahwa dalam memahami ilmu, manusia harus melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas.

"Jangan hanya bilang 'Wah, dinosaurus besar!' lalu lupa kalau nyamuk juga luar biasa," kata Gus Baha.

Menurutnya, belajar dengan akal yang sehat akan membawa seseorang pada pemahaman yang lebih dalam tentang agama dan kehidupan.

Sebagai penutup, Gus Baha mengajak jemaah untuk selalu berpikir dan merenungkan ciptaan Allah, sekecil apa pun itu,dengan akalnya. "Kalau sudah sadar, insyaAllah gak akan remehkan nyamuk lagi," ujarnya sambil tersenyum.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Selanjutnya: Hakikat Penciptaan