Liputan6.com, Jakarta - Malam lebaran menjadi momen yang dinantikan umat Islam untuk menggemakan takbir sebagai tanda kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah takbir keliling. Namun, muncul pertanyaan apakah tradisi ini diperbolehkan dalam Islam?
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau karib disapa Buya Yahya memberikan tanggapannya mengenai fenomena takbir keliling yang marak dilakukan oleh masyarakat. Dalam penjelasannya, ia menguraikan pandangan Islam terkait kebiasaan tersebut.
Buya Yahya menegaskan bahwa takbir adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan, terutama pada malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Ia mengingatkan bahwa dalam Islam, mengumandangkan takbir merupakan syiar yang memiliki nilai ibadah.
Advertisement
"Takbir adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, bagaimana cara kita bertakbir juga perlu diperhatikan agar tetap sesuai dengan ajaran agama," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @biyishiam_media.
Dalam penjelasannya, ia menyampaikan bahwa takbir yang dilakukan dengan cara berkeliling pada malam lebaran bisa saja diperbolehkan dengan syarat tidak menimbulkan gangguan bagi orang lain. Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan tidak menimbulkan kemudaratan selama takbiran.
"Kalau takbir keliling dilakukan dengan tertib, tidak mengganggu orang lain, dan tetap menjaga adab, insyaAllah tidak masalah. Tetapi jika menimbulkan kemacetan, mengganggu kenyamanan orang lain, atau bahkan membahayakan, maka sebaiknya dihindari," lanjutnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Prihatin Penolakan Jenazah Virus Corona Covid-19, Ponpes Tanbighul Ghofilin Alif Baa, Banjarnegara Sediakan Lahan Pemakaman
Esensi Takbir
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa esensi dari takbir bukanlah pada cara pelaksanaannya, melainkan pada bagaimana hati dan lisan kita benar-benar mengagungkan Allah. Ia menyarankan agar takbir tetap dikumandangkan, baik di masjid, musala, maupun di rumah masing-masing dengan penuh kekhusyukan.
Menurutnya, jika seseorang lebih khusyuk dalam bertakbir di dalam masjid atau di rumah, maka itu lebih baik dibandingkan melakukan takbir keliling yang justru bisa mengurangi nilai ibadah karena adanya potensi gangguan atau ketidaktertiban.
"Jangan sampai takbir yang merupakan ibadah malah berubah menjadi sesuatu yang mengandung unsur maksiat, seperti konvoi yang tidak teratur, membunyikan petasan, atau mengganggu masyarakat yang ingin beristirahat," pesannya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menekankan bahwa dalam menjalankan ibadah, termasuk takbir, hendaknya umat Islam tetap mempertimbangkan maslahat dan mudarat. Jika sebuah amalan dapat menimbulkan keburukan yang lebih besar daripada manfaatnya, maka sebaiknya ditinggalkan atau dilakukan dengan cara yang lebih baik.
Ia juga mengingatkan bahwa Rasulullah ï·º dan para sahabatnya tidak melakukan takbir dengan berkeliling, melainkan mereka mengumandangkan takbir dengan penuh ketenangan dan keikhlasan di tempat-tempat ibadah.
Advertisement
Bertakbir dengan Baik
"Mari kita bertakbir dengan cara yang baik, tidak perlu ikut-ikutan jika memang ada potensi gangguan. Sebab, tujuan utama dari takbir adalah mengagungkan Allah, bukan sekadar meramaikan jalanan," tegasnya.
Buya Yahya juga mengajak masyarakat untuk lebih fokus pada makna takbir itu sendiri. Menurutnya, banyak cara yang lebih maslahat untuk menyemarakkan malam takbiran selain takbir keliling, seperti memperbanyak dzikir dan doa di masjid atau rumah.
"Kalau kita ingin menghidupkan malam takbiran, lebih baik lakukan dengan dzikir, doa, dan ibadah lainnya. Itu lebih bermanfaat dibandingkan sekadar berkeliling tanpa ada manfaat yang jelas," ujarnya.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan malam takbiran sebagai momentum mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang lebih bijak dan sesuai dengan ajaran Islam.
"Jadikan malam takbiran ini sebagai waktu untuk lebih banyak mengingat Allah. Bertakbirlah dengan khusyuk, dengan hati yang penuh keikhlasan, agar kita mendapatkan keberkahan di hari kemenangan ini," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Baca Juga