Liputan6.com, Jakarta Meski bermain di salah satu liga paling kompetitif dunia, penyerang klub Premier League Bournemouth Dango Ouattara punya pandangan menarik terkait iman dan kariernya sebagai pesepak bola.
Pria asal Burkina Faso itu memandang imannya sebagai umat Muslim merupakan hal utama dalam hidup, bahkan lebih penting dibanding sepak bola. Oleh karena itu, dia tak merasa kesulitan meski harus berpuasa Ramadan sembari menjalankan rutinitas sebagai pemain.
Melansir laporan BBC, Dango Ouattara sendiri memang dikenal sebagai penganut Islam yang taat. Dia rutin melakukan ibadah solat lima kali sehari, ditambah sebelum dan sesudah melakoni setiap pertandingan.
Advertisement
Ouattara menilai kebiasaan itu membentuk pribadinya untuk tetap renah hati. Ibadah tersebut juga menjadi waktu untuk berefleksi dan melihat kembali hal-hal yang telah diperbuat sepanjang kiprahnya sebagai pemain sepak bola.
"(Ibadah solat) ini memungkinkan kami untuk kembali fokus pada diri sendiri, melihat apa yang telah kami lakukan dengan baik dan apa yang belum dapat kami lakukan dengan baik," kata pria berusia 23 tahun itu kepada BBC Sport Africa.
"Hal itu juga memungkinkan kita untuk memperbaiki diri di masyarakat danmemungkinkan kita untuk tetap berada di jalan yang benar," tambahnya.
Kumpulan Doa Ramadan kali ini berisi tentang doa memohon rezeki yang halal kepada Allah SWT. Yuk kita baca bersama!
Tak Sulit Bermain di Bulan Ramadan
Berbekal imannya di bulan Ramadan, Dango Ouattara pun mengaku tak kesulitan menjalankan ibadah puasa meski tetap harus menjalani rutinitas sebagai pemain sepak bola.
Tantangan yang dihadapi, menurut dia, lebih banyak ke aspek mental. Namun, semuanya bisa diatasi sebab sang pemain sudah terbiasa menjalankan puasa Ramadan.
"Saya tidak akan mengatakan bahwa Ramadan itu sulit, ini lebih pada mental, karena secara pribadi saya sudah terbiasa melakukannya," kata Ouattara lagi, dinukil dari BBC.
Advertisement
Cara Dango Ouattara Siasati Lelah
Hanya saja di sisi lain, Dango Ouattara tak menutupi bahwa dirinya kadang merasa lelah karena kekurangan cairan saat berpuasa. Maka untuk menyiasati hal itu, dia kerap memanfaatkan waktu kosong dengan tidur atau beristirahat sejenak.
"Ini (tantangan puasa) lebih karena kekurangan air. Dan mengingat kita harus bangun diwaktu yang tidak biasa untuk makan (sahur), itu lebih melelahkan," aku Ouattara.
"Saya biasanya bangun pukul 4.30 pagi, lalu saya mandi dan mendapati makanan yang telah disiapkan oleh koki klub,. Saya makan, dan setelah solat saya punya waktu untuk kembali tidur selama sekitar satu jam sebelum latihan."
"Kemudian setelah sesi-sesi tersebut, saya berdoa dan tidur selama satu jam lagi. Jadi fakta bahwa saya beristirahat setiap kali (ada kesempatan) membuat (badan) saya pulih lebih baik," tandasnya.