Liputan6.com, Cilacap - Ulama ahli Al-Qur’an yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA, Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menerangkan hakikat Idul Fitri.
Kiai yang merupakan murid kinasih Mbah Moen ini menerangkan kosakata Idul Fitri yang bermakna kembali kepada manusia yang suci (fitrah). Dalam hal ini yang dimaksud kembali ialah kembali ber-KTP surga, sebagaimana asalnya dulu Nabi Adam dan istrinya dulu tinggal di surga.
Advertisement
“Syawalan di Indonesia itu identik dengan minta maaf,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @emrofhak_chanel, Rabu (26/03/2025).
“Kalau Ied itu itu dari kosakata ‘audun, audun maknanya kembali,” sambungnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Meraup Untung dari Budidaya Longyam Ala Petani Wanareja Cilacap
Kembali BerKTP Surga
Lebih lanjut Gus Baha menjelaskan bahwa kembalinya manusia ber-KTP surga setelah terlebih dahulu dosa-dosanya dihapuskan selama bulan Ramadhan dengan melaksanakan puasa dan ibadah-ibadah lainnya.
“Setelah kita puasa 1 bulan, kita Insyaallah berKTP surga lagi," tuturnya.
Gus Baha menjelaskan bahwa Idul Fitri ini erat kaitannya dengan sejarah masa lampau nenek moyang manusia yakni Nabi Adam AS yang dulunya menghuni surga.
“jadi kita tahu, dulu Nabi Adam itu di surga, beberapa anaknya juga lahir di surga, sehingga KTP kita ini sebetulnya KTP surga, alamat tetap kita itu surga," ujarnya.
Dengan datangnya bulan Ramadhan sebagai pembakar dosa-dosa kita, maka tiket atau KTP sebagai penghuni surga bisa kita raih kembali.
"Karena kita di dunia agak kacau itu, cara Jawa agak bedigasan itu, agak kacau, terus status itu agak-agak hilang semoga enggak hilang betul,” paparnya.
"Dengan Ramadan itu, status itu dikembalikan, makanya banyak ulama mengatakan, al-‘ied minal ‘audi, dari kata kembali kita yang dulu penduduk surga, insyaallah barokahnya Ramadan yang diterima itu menjadi status penduduk surga lagi,” sambungnya.
“Disebut minal ‘aidin, kita kembali lagi ke fitrah, kembali lagi ke status kehambaan yang benar, sehingga kita layak menjadi ahli surga,” tandasnya.
Advertisement
Ciri-ciri Dosa Diampuni di Bulan Ramadhan
Menukil laman yuniamandalasari.wordpress.com bulan Ramadhan disebut sebagai syahru maghfirah, artinya bulan yang penuh ampunan. Semua amalan yang kita kerjakan (seperti shalat, puasa, sedeqah, i’tikaf, zakat) merupakan penghapus dosa-dosa kita.
Firman Allah Swt. dalam QS. Ali Imran ayat 133 :“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.
Tujuan berpuasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Jika ada orang yang menampakkan hartanya di jalan Allah Swt., maka dia termasuk orang yang bersyukur. Di dalam hidup ini, yang terpenting adalah merasa cukup. Bersedeqah di waktu lapang maupun sempit merupakan salah satu bentuk ujian Allah Swt. mengenai seberapa ingatnya kita kepada Allah Swt.
Ciri-ciri orang yang diampuni dosanya oleh Allah Swt. :
- Mereka yang rajin menafkahkan hartanya di jalan Allah Swt.
- Mereka yang mampu mengendalikan amarah.
- Mereka yang suka memaafkan kesalahan orang lain.
- Mereka yang senang berbuat baik.
- Mereka yang memohon ampun kepada Allah Swt ketika berbuat dosa.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul