Liputan6.com, Jakarta Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan Paman sekaligus saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai sosok pejuang gagah berani yang disegani di kalangan suku Quraisy.
Lahir hampir bersamaan dengan Nabi Muhammad SAW dari ayahanda Abdul Muthalib dan ibunda Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah, Hamzah bin Abdul Muthalib memiliki kecerdasan dan pendirian yang teguh.
Julukan Asadullah (Singa Allah) diberikan kepadanya karena keberanian dan keteguhannya dalam membela Islam. Kisah hidupnya adalah salah satu yang penuh dengan keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan.
Advertisement
Keberanian Hamzah bukan hanya sekadar kata-kata. Ia membuktikannya dengan peran pentingnya dalam berbagai peperangan. Hijrah bersama Rasulullah SAW ke Madinah, Hamzah menjadi pejuang handal yang ikut serta dalam Perang Badar dan Uhud.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kisah Hamzah bin Abdul Muthalib Paman Nabi Muhammad SAW, Kamis (27/3/2025).
Jabal Uhud merupakan salah satu lokasi bersejarah di Madinah, Arab Saudi yang banyak dikunjungi warga muslim dari berbagai negara, terutama para jemaah haji. Selain untuk ziarah sekaligus wisata, lokasi Perang Uhud ini merupakan tempat untuk meresapi...
Kehidupan Hamzah bin Abdul Muthalib
Hamzah bin Abdul Muthalib lahir di tengah keluarga Bani Hasyim, salah satu kabilah terhormat di suku Quraisy. Beliau merupakan anak dari Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Hamzah tumbuh sebagai seorang yang memiliki fisik kuat dan keterampilan bertarung yang luar biasa. Sejak muda, ia dikenal sebagai pemburu ulung dan prajurit yang disegani di kalangan Quraisy.
Advertisement
Masuk Islam dan Peran dalam Dakwah Nabi
Pada awalnya, Hamzah tidak terlibat langsung dalam dakwah Islam yang dibawa oleh keponakannya, Nabi Muhammad SAW. Namun, suatu peristiwa mengubah hidupnya selamanya. Suatu hari, Abu Jahal, salah satu pemimpin Quraisy yang sangat menentang Islam, menghina dan menyakiti Nabi di dekat Ka’bah. Saat itu, Hamzah baru saja kembali dari berburu. Setelah mendengar kabar tersebut, ia langsung menuju ke Abu Jahal dan memukulnya dengan busurnya.
Sejak saat itu, Hamzah menyatakan keislamannya dan menjadi salah satu pelindung utama Nabi Muhammad SAW. Keberaniannya dalam membela Islam membuat para pemuka Quraisy gentar. Masuknya Hamzah ke dalam Islam menjadi pukulan besar bagi kaum Quraisy yang menentang dakwah Rasulullah.
Hamzah bin Abdul Muthalib dalam Perang Badar
Perang Badar adalah pertempuran besar pertama dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 624 M. Hamzah memainkan peran yang sangat penting dalam pertempuran ini. Sebelum pertempuran dimulai, seperti tradisi Arab saat itu, diadakan duel antara para pejuang dari masing-masing kubu. Dari pihak Quraisy, maju tiga pejuang tangguh: Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Al-Walid bin Utbah. Dari pihak Muslim, Hamzah, Ali bin Abi Thalib, dan Ubaidah bin Harits maju menghadapi mereka.
Hamzah berhadapan langsung dengan Syaibah bin Rabi'ah dan berhasil mengalahkannya dengan cepat. Keberaniannya dalam duel ini memberikan semangat besar bagi kaum Muslimin. Dalam pertempuran yang berlangsung sengit, Hamzah berada di garis depan dan dengan gagah berani menghabisi banyak prajurit Quraisy. Kemenangannya di Badar menjadi salah satu faktor kemenangan besar bagi kaum Muslimin, yang meskipun jumlahnya lebih sedikit, berhasil mengalahkan pasukan Quraisy.
Advertisement
Perang Uhud dan Kesyahidan Hamzah
Kejayaan Hamzah di Badar tidak berlangsung lama. Dalam Perang Uhud, ia menghadapi takdirnya sebagai syuhada. Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan menyimpan dendam terhadap Hamzah karena ia telah membunuh ayahnya di Perang Badar. Ia kemudian menyewa seorang budak bernama Wahsyi bin Harb untuk membunuh Hamzah dengan imbalan kebebasan.
Ketika pertempuran Uhud, Hamzah bertempur dengan gagah berani dan menghabisi banyak musuh. Namun, di saat ia lengah, Wahsyi melemparkan tombaknya dengan akurat dan mengenai tubuh Hamzah menyebabkan ia gugur sebagai syuhada.
Setelah pertempuran berakhir, jasad Hamzah ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Hindun yang masih dipenuhi dendam merusak tubuhnya dan mengambil hati Hamzah untuk dikunyah, meskipun akhirnya ia memuntahkannya. Nabi Muhammad SAW sangat berduka atas kepergian Hamzah dan menyebutnya sebagai Sayyidus Syuhada (Pemimpin Para Syuhada).
Meskipun jasadnya disiksa, Hamzah tetap dimakamkan di tempat ia gugur tanpa dimandikan karena kondisi jasadnya yang mengenaskan. Rasulullah SAW sangat berduka atas kepergiannya dan menangis melihat jasad sang paman.
Tak hanya bagi Nabi Muhammad SAW, kematian Hamzah meninggalkan duka mendalam bagi seluruh umat Islam. Namun, pengorbanannya tak sia-sia. Ia menjadi simbol keberanian, keteguhan iman, dan pengorbanan dalam membela agama Islam. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk senantiasa berjuang menegakkan kebenaran.
Hamzah bin Abdul Muthalib Wafat di Bulan Syawal
Hamzah bin Abdul Muthalib gugur sebagai syuhada dalam Perang Uhud, yang terjadi pada bulan Syawal tahun 3 Hijriah (625 Masehi). Perang ini berlangsung di dekat Gunung Uhud, Madinah, dan merupakan pertempuran besar antara kaum Muslimin dan pasukan Quraisy dari Mekkah yang ingin membalas kekalahan mereka dalam Perang Badar. Kesyahidan Hamzah di bulan Syawal menjadi pengingat akan pengorbanan besar dalam mempertahankan Islam.
Advertisement