Sukses

Niat Sholat Jenazah Laki-Laki, Bacaan Takbir 1-4, dan Adab Takziah yang Benar

Pahami niat salat jenazah laki-laki, bacaan takbir 1-4, dan adab takziah yang benar untuk mendoakan saudara muslim yang telah meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Sholat jenazah merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk mendoakan saudara muslim yang telah meninggal dunia. Sholat ini hukumnya fardhu kifayah, artinya sah jika telah ditunaikan oleh sebagian umat muslim di suatu wilayah.

Memahami niat sholat jenazah laki-laki, khususnya bacaan dan tata caranya, sangat penting agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan benar dan khusyuk. Niat sholat jenazah laki-laki diucapkan dalam hati, bersamaan dengan takbiratul ihram (takbir pertama).

Lafal niat berbeda tergantung pada apakah Anda menjadi imam atau makmum. Siapapun yang ingin melaksanakan sholat jenazah perlu memahami tata cara dan niat yang benar agar ibadah ini diterima Allah SWT.

Sholat jenazah terdiri dari empat takbir, tanpa ruku', sujud, dan i'tidal. Setelah setiap takbir, ada bacaan yang berbeda, mulai dari surat Al-Fatihah, shalawat Nabi, doa untuk jenazah, hingga doa penutup. Perbedaan bacaan doa terdapat pada doa untuk jenazah laki-laki dan perempuan, hanya terletak pada penggunaan kata ganti.

Selain memahami niat sholat jenazah laki-laki dan bacaan takbirnya, adab takziah juga perlu diperhatikan. Adab takziah bertujuan untuk menghibur dan menguatkan keluarga yang berduka.

Beberapa adab yang perlu diperhatikan antara lain menyampaikan ungkapan belasungkawa dengan tulus, berpakaian sopan, menunjukkan rasa duka cita, mendoakan almarhum, menghindari ucapan yang tidak pantas, dan memberikan dukungan praktis. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Sabtu (29/3/2025).

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Niat Sholat Jenazah Laki-laki Arab, Latin, dan Artinya

Melansir buku 'Fiqih Imam Syafi'i' karya Wahbah Az-Zuhaili dan buku 'Buku Pintar Shalat' tulisan M Khalilurrahman Al Mahfani, terdapat perbedaan niat sholat jenazah antara jenazah laki-laki dan perempuan, serta antara sholat sendirian dan berjamaah.

Untuk jenazah laki-laki yang sholat sendirian, niatnya adalah:

أُصَلِّيْ عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

(Usholli 'alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta'âlâ) yang artinya 'Aku niat shalat atas jenazah laki-laki ini fardhu karena Allah Ta'ala'.

Sedangkan untuk sholat berjamaah, niatnya adalah:

أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ مَأْمُومًا فَرْضًا لله تَعَالَى

(Ushalli 'alâ man shalla 'alaihil imâmu ma'mûman fardlan lillâhi ta'âlâ) yang artinya 'Aku niat shalat atas jenazah yang dishalati imam, sebagai makmum, fardhu karena Allah Ta'ala'.

Perbedaan niat ini terletak pada status sebagai imam atau makmum dalam sholat jenazah. Tidak ada perbedaan signifikan dalam makna niat sholat jenazah sendiri dan berjemaah, keduanya sama-sama bertujuan untuk mendoakan jenazah agar mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Perbedaan niat sholat jenazah laki-laki dan perempuan terletak pada kata ganti untuk jenazah, yaitu ‘haza’ untuk laki-laki dan ‘haadhihi’ untuk perempuan.

Makna niat sholat jenazah, baik untuk laki-laki maupun perempuan, pada dasarnya sama, yaitu menyatakan kesungguhan hati untuk melaksanakan sholat jenazah sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT dan mendoakan agar jenazah mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya. Niat ini harus diikrarkan dalam hati dengan penuh keikhlasan dan khusyuk.

3 dari 4 halaman

Bacaan Takbir 1-4 Sholat Jenazah Laki-laki

Melansir buku 'Tuntutan Sholat Lengkap' karya Moh. Rifa'i dan buku 'Saku Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah' karya H Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib LC MA PhD, sholat jenazah dimulai dengan takbiratul ihram (Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan ke telinga. Setelah setiap takbir, terdapat bacaan doa yang berbeda. Berikut penjelasannya:

  1. Takbir Pertama (Allahu Akbar): Setelah takbir pertama, bacalah surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dibaca dengan khusyuk sebagai pembuka sholat jenazah, memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT dalam menjalankan ibadah ini.

    Membaca Al-Fatihah dengan tartil dan memahami maknanya akan menambah kekhusyukan dan keikhlasan dalam sholat jenazah. Al-Fatihah merupakan inti dari sholat, dan membacanya dengan benar adalah suatu keharusan.

  2. Takbir Kedua (Allahu Akbar): Setelah takbir kedua, bacalah shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

    (Allahumma sholli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammadin kamaa shollaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim wabarrik 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammadin kamaa barokta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim fil 'alamin innaka Hamidun Majid)

    Artinya: Ya Allah, limpahkan rahmat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya, dan berilah keberkahan kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberikan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarganya di dunia. Shalawat ini merupakan penghormatan dan bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan umat Islam.

    Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW pada takbir kedua sholat jenazah merupakan sunnah yang dianjurkan. Shalawat ini sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada beliau, sebagai suri tauladan dan rahmat bagi seluruh alam. Shalawat ini juga sebagai permohonan syafaat dari Nabi Muhammad SAW untuk jenazah.

  3. Takbir Ketiga (Allahu Akbar): Setelah takbir ketiga, bacalah doa untuk jenazah.

    اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

    (Allahummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wasssi' mudkhalahu waghsilhu bimaa'in wa tsaljin wa baradin wa naqqihi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhu daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi waqihi fitnal qobri wa 'adzaaban naar)

    Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sehatkanlah dia, dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, lapangkanlah kuburnya, bersihkanlah dia dengan air, salju dan embun, sucikanlah dia dari dosa-dosanya sebagaimana Engkau mensucikan pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Lindungilah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka.

    Doa ini memohon ampunan dan rahmat Allah SWT bagi jenazah laki-laki. Penggunaan kata ganti 'lahu' menunjukkan bahwa doa ini khusus untuk jenazah laki-laki. Doa ini sangat penting karena merupakan inti dari sholat jenazah, yaitu memohon ampunan dan rahmat Allah SWT bagi yang telah meninggal dunia.

  4. Takbir Keempat (Allahu Akbar): Setelah takbir keempat, bacalah doa penutup, kemudian diakhiri dengan salam.

    اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

    (Allahumma la tahrimna ajrohu wa la taftinna ba'dahu waghfir lana wa lahu) Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan pahalanya bagi kami dan janganlah Engkau uji kami setelah kematiannya, dan ampunilah kami dan ampunilah dia.

    Doa ini memohon agar pahala sholat jenazah tidak tertolak dan memohon ampunan bagi diri kita dan jenazah.

    Doa penutup ini dibaca setelah takbir keempat sebagai ungkapan syukur dan permohonan kepada Allah SWT agar menerima amal ibadah kita dan memberikan ampunan kepada jenazah. Doa ini juga memohon perlindungan dari fitnah dan ujian setelah kepergian orang yang telah meninggal dunia.

4 dari 4 halaman

Hukum dan Adab Takziah dalam Islam

Melansir muhammadiyah.or.id, takziah hukumnya sangat dianjurkan (mutahab), bahkan kepada orang yang berbeda agama sekalipun. Takziah berarti menghibur, menyabarkan, dan meringankan beban keluarga yang berduka. Rasulullah SAW mencontohkan adab takziah yang baik. Berikut beberapa adab takziah yang perlu diperhatikan:

  1. Mengucapkan Ungkapan Belasungkawa: Ucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” sebagai ungkapan turut berduka cita dan doa agar keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. Ungkapan ini menunjukkan empati dan rasa simpati kita kepada keluarga yang sedang berduka. Ungkapan ini juga merupakan sunnah yang dianjurkan dalam Islam.

    Menunjukkan rasa belasungkawa dengan tulus dan penuh empati sangat penting dalam adab takziah. Selain mengucapkan kalimat “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, kita juga dapat menyampaikan ungkapan lain yang menunjukkan kepedulian dan simpati kita kepada keluarga yang berduka. Ungkapan tersebut harus disampaikan dengan nada yang lembut dan penuh kesungguhan.

  2. Berpakaian Sopan: Kenakan pakaian yang sederhana dan rapi, hindari pakaian yang mencolok atau glamor. Pakaian yang sopan menunjukkan rasa hormat kita kepada keluarga yang berduka dan kepada jenazah. Pakaian yang rapi juga menunjukkan keseriusan kita dalam menyampaikan belasungkawa.

    Berpakaian sopan dan rapi merupakan salah satu adab takziah yang penting. Kita harus menghindari pakaian yang mencolok atau glamor karena dapat dianggap tidak sopan dan tidak menghormati suasana duka. Pakaian yang sopan dan rapi menunjukkan rasa hormat kita kepada keluarga yang berduka.

  3. Mendoakan Almarhum/Almarhumah: Doakan agar almarhum/almarhumah mendapatkan ampunan dan tempat yang baik di sisi Allah SWT. Mendoakan almarhum/almarhumah merupakan bentuk kepedulian dan doa kita agar mereka mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah SWT. Doa ini juga sebagai bentuk penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Mendoakan almarhum/almarhumah merupakan bagian penting dari adab takziah. Kita dapat mendoakan agar almarhum/almarhumah mendapatkan ampunan dari Allah SWT dan ditempatkan di surga-Nya. Doa ini dapat kita panjatkan secara langsung kepada keluarga yang berduka atau kita panjatkan sendiri.

  4. Memberikan Dukungan Praktis (Jika Memungkinkan): Tawarkan bantuan praktis seperti membantu mengurus makanan atau keperluan sehari-hari. Memberikan dukungan praktis merupakan bentuk kepedulian dan bantuan nyata kepada keluarga yang berduka. Bantuan ini dapat meringankan beban mereka di tengah kesedihan yang mendalam.

    Memberikan dukungan praktis dapat berupa bantuan mengurus keperluan sehari-hari, seperti memasak makanan, membersihkan rumah, atau membantu mengurus keperluan lainnya. Bantuan ini sangat berarti bagi keluarga yang berduka karena mereka mungkin sedang mengalami kesulitan dalam mengurus berbagai hal di tengah kesedihan mereka.