Sukses

Timun Aceh `Booming` Ketika Ramadan Tiba

Sama seperti kurma, buah berwarna hijau-kuning berbentuk lonjong ini, biasanya 'meledak' di pasaran ketika memasuki bulan suci Ramadan.

Citizen6, Langsa: Sama seperti kurma, buah berwarna hijau-kuning berbentuk lonjong ini, biasanya 'meledak' di pasaran ketika memasuki bulan suci Ramadan. Itulah timun aceh. Buah sering disebut juga buah "khas Ramadan".

Rasa buahnya yang segar dan terasa dingin di tenggorokan, bila dipadukan dengan santan dan gula putih atau dengan sirup manis akan bertambah nikmat dan enak rasanya. Apalagi bila ditambahkan dengan es, penganan ini sangat cocok untuk menu berbuka puasa.

Untuk mendapatkan buah segar nan enak ini pun, tidaklah sulit. Karena selama bulan puasa, timun aceh banyak dijual di pinggiran jalan raya kota Langsa Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Harga yang dibandrol untuk setiap buahnya berkisar antara Rp 5 ribu hingga Rp 12 ribu.

"Dari tahun ke tahun timun aceh semakin digemari, bahkan pada bulan Ramadan tahun ini permintaan semakin melonjak. Permintaan timun aceh tak hanya datang dari dalam kota tetapi juga luar kota," ungkap Husaini pedagang timun asal Kuala simpang, Aceh Tamiang.

"Agar menjaga kualitas buah ini, sebelum dijual ada baiknya buah timun dilapisi kulit batang pisang. Hal ini untuk menghindari agar tidak terjadi benturan. Karena buah ini rentan pecah," tambah Husaini.

Husaini juga memaparkan khasiat dari buah yang dipetik setiap dua hari sekali selama bulan puasa ini. Buah ini dipercaya mempunyi khasiat untuk menjaga stamina tubuh. Ia juga menyarankan, ketika hendak membeli timun aceh, pilih buah yang telah matang yang ditandai dengan telah menguningnya warna kulit luar timun aceh. Karena semakin matang buah tersebut maka akan semakin nikmat untuk disantap. (Areza  Luthfi/Mar)

Areza Luthfi adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

Video Terkini