Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Rabu, merilis data, sampai 16 hari pelaksanaan haji di Arab Saudi tercatat 10 calon haji Indonesia wafat karena sakit.
   Â
Kepala Seksi Pelayanan Siskohat Asep SA di Makkah, Rabu, menjelaskan sepuluh calon haji itu terbagi enam jamaah wafat di Madinah, tiga di Makkah, dan satu di Jeddah.
  Â
Empat dari mereka berasal dari embarkasi Solo (SOC) yaitu Nasir Bin Sagrib (SOC/3), Amin Bin Dolah Nduri (SOC/06), Abdurrahman Bin Marhad (SOC/2), dan Kimin Bin Ahmad Sujak (SOC/15). Dua yang pertama wafat di Madinah, sedang dua yang terakhir wafat di Makkah.
   Â
Jemaah lainnya yang juga wafat di Madinah adalah Amaq Sapoan Bin Aq. Sapar (LOP/5), Asmawati Binti H. Asmawi (JKG/4), Rotena Binti Malik (PLM/1), dan Icih Bachriyah Binti Bachrudin (JKG/19).
   Â
Sementara, calon haji yang wafat di Makkah adalah Gozali Tusi Bin H. Abd Rahman dari kloter 8 Jakarta dan satu yang wafat di Jeddah bernama M. Arifin Bin Hape dari kloter 15Â embarkasi Makassar.
   Â
Sebelumnya, Kepala BPHI Madinah dr Suharto SpPD mengungkap sebagian besar kematian jemaah haji Indonesia di Daerah Kerja Madinah disebabkan karena penyakit jantung.
   Â
"Kebanyakan sebab kematian jemaah karena riwayat jantung dari tanah air," katanya.
   Â
Ia mengungkapkan, tiga kasus kematian lainnya disebabkan karena kasus infeksi seperti paru dan TBC.
   Â
Ia menyarankan agar jemaah yang mempunyai riwayat jantung dan infeksi berat agar menjaga kondisi tubuhnya dan tidak memaksakan diri untuk beribadah jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.
   Â
"Faktor usia dan cuaca panas di sini membuat kondisi fisik cepat drop," katanya.
   Â
Berdasarkan data di BPHI Madinah, sampai hari Selasa secara kumulatif tercatat ada 116 jamaah yang mendapat rawat jalan di BPIH Madinah dan 49 jamaah di antaranya dirujuk di RS Arab Saudi.
   Â
"Ada juga rawat jalan di tingkat kloter yang jumlahnya tercatat ada 21.590 orang. Mereka terus dimonitor dokter kloternya," katanya.
(Abd)
   Â
Kepala Seksi Pelayanan Siskohat Asep SA di Makkah, Rabu, menjelaskan sepuluh calon haji itu terbagi enam jamaah wafat di Madinah, tiga di Makkah, dan satu di Jeddah.
  Â
Empat dari mereka berasal dari embarkasi Solo (SOC) yaitu Nasir Bin Sagrib (SOC/3), Amin Bin Dolah Nduri (SOC/06), Abdurrahman Bin Marhad (SOC/2), dan Kimin Bin Ahmad Sujak (SOC/15). Dua yang pertama wafat di Madinah, sedang dua yang terakhir wafat di Makkah.
   Â
Jemaah lainnya yang juga wafat di Madinah adalah Amaq Sapoan Bin Aq. Sapar (LOP/5), Asmawati Binti H. Asmawi (JKG/4), Rotena Binti Malik (PLM/1), dan Icih Bachriyah Binti Bachrudin (JKG/19).
   Â
Sementara, calon haji yang wafat di Makkah adalah Gozali Tusi Bin H. Abd Rahman dari kloter 8 Jakarta dan satu yang wafat di Jeddah bernama M. Arifin Bin Hape dari kloter 15Â embarkasi Makassar.
   Â
Sebelumnya, Kepala BPHI Madinah dr Suharto SpPD mengungkap sebagian besar kematian jemaah haji Indonesia di Daerah Kerja Madinah disebabkan karena penyakit jantung.
   Â
"Kebanyakan sebab kematian jemaah karena riwayat jantung dari tanah air," katanya.
   Â
Ia mengungkapkan, tiga kasus kematian lainnya disebabkan karena kasus infeksi seperti paru dan TBC.
   Â
Ia menyarankan agar jemaah yang mempunyai riwayat jantung dan infeksi berat agar menjaga kondisi tubuhnya dan tidak memaksakan diri untuk beribadah jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.
   Â
"Faktor usia dan cuaca panas di sini membuat kondisi fisik cepat drop," katanya.
   Â
Berdasarkan data di BPHI Madinah, sampai hari Selasa secara kumulatif tercatat ada 116 jamaah yang mendapat rawat jalan di BPIH Madinah dan 49 jamaah di antaranya dirujuk di RS Arab Saudi.
   Â
"Ada juga rawat jalan di tingkat kloter yang jumlahnya tercatat ada 21.590 orang. Mereka terus dimonitor dokter kloternya," katanya.
(Abd)