Sukses

Jamaah Haji Pingsan Dibius, Barang-barang Dirampok

Para jamaah hendaknya juga berhati-hati jika mau berbelanja barang di Tanah Suci.

Konsulat India di Mekah mengeluarkan surat edaran untuk jamaah haji asal negaranya. Surat yang dikeluarkan kanator Urusan Haji India itu berisi peringatan untuk tidak menerima makanan dan minuman dari orang tak dikenal.

Laman Arab News, Senin (30/9/2013) memberitakan, surat edaran itu dikeluarkan setelah sejumlah jamaah haji India pingsan usai meminum teh yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal. Setelah para jamaah haji India itu pingsan, barang-barangnya kemudian dicuri.

"Kami sudah membawa insiden ini agar diperhatikan otoritas Arab Saudi dan mereka telah melakukan investigasi. kami mengeluarkan surat edaran untuk upaya pencegahan," kata Wakil Konsul Jenderal dan Konsul Haji India Mohammed Noor Rakhman Seikh dikutip Arab News.

Dia menambahkan, panduan perjalanan dan ritual haji telah dipasang di banyak titik dan disediakan dalam berbagai bahasa. Oleh sebab itu, jamaah haji diimbau untuk memperhatikan petunjuk itu.

"Insiden ini pertama kalinya. Kami mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di antara jamaah dan untuk mengingatkan jamaah untuk tidak berjalan sendirian di tempat sepi. Kami punya 13 kantor cabang di Mekah untuk membantu jamaah yang membutuhkan informasi," pungkas Noor.

Tipu Daya Pedagang

Tak hanya orang yang belum dikenal. Para jamaah hendaknya juga berhati-hati jika mau berbelanja barang di Tanah Suci. Sebab, berbagai cara dilakukan oleh pedagang di Tanah Suci untuk mengeruk keuntungan dari para jamaah haji.

Seperti yang dialami oleh Muhlahin, jamaah haji asal Mojokerto, Jawa Timur. Pria berusia 59 tahun itu berusaha mengembalikan 2 baju yang dibeli sang istri di Madinah karena terlalu mahal. Mengetahui diperdaya, Muhlahin bersama istrinya mendatangi toko penjual di sekitar Masjid Nabawi, untuk membatalkan kesepakatan jual beli.

"Istri saya tidak tahu nilai mata uang real itu, masa 2 baju gamis yang di Tanah Air seharga Rp 70-an ribu per potong, dijual 250 real atau Rp 750 ribu lebih. Saya ingin menukar kembali, tetapi pedagang menolak," katanya yang ditemui saat tengah mengembalikan baju itu beberapa waktu lalu.

Tarik ulur terjadi cukup lama, dan akhirnya pedagang memberikan bonus 3 baju ukuran remaja agar Muhlahin tidak jadi mengembalikan barang dagangannya. "Lumayan ini buat cucu saya," katanya yang juga salah satu ketua regu di Kloter 20 Surabaya.

Kenakalan pedagang di Madinah juga diungkap Miftahudin, seorang jamaah Kloter 34 Solo yang merasa dihalangi saat akan keluar toko karena tidak jadi membeli.

"Saya mencoba melihat-lihat parfum, lalu disemprotkan satu contoh parfum seharga 40 real sebotol, tapi karena tidak cocok saya berusaha kembali," kata jamaah asal Banjarnegara itu.

Namun, pemilik toko berusaha menghalangi saat saya keluar sehingga saya berteriak keras "haram-haram" untuk mengundang perhatian orang lain. "Alhamdulillah, setelah saya teriak, dia tidak lagi berani menghadang," kata Miftah.

Jamaah haji Indonesia memang menjadi sasaran bagi pedagang karena dikenal suka berbelanja dan sebagian masih lugu. Sehingga tidak mengetahui persis kualitas barang yang diperjualbelikan itu. (Ant/Eks/Sss)