Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan hingga 7 Oktober 2013, tidak ada jamaah haji Indonesia yang dilaporkan terjangkit "Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus" (MERS-CoV).
"Sejauh ini belum ada seorang pun jamaah haji dari seluruh dunia yang terkena MERS-CoV, tentu juga belum ada seorang pun jamaah haji Indonesia yang terkena. Jika ada jamaah haji dengan keluhan diduga MERS-CoV, maka agar segera melaporkan diri ke petugas kesehatan kloter," kata Tjandra di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Tjandra yang juga Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji 2013 menambahkan, jamaah haji harus mewaspadai gejala utama MERS-CoV yaitu batuk, demam, sesak napas, dan mengalami kerusakan paru luas (pneumonia dengan ARDS-adult respiratory distress syndrome).
Jika ada yang mengaklami tanda-tanda seperti itu diimbau segera melapor ke tenaga kesehatan yang ada. "Memang kadang-kadang ada juga keluhan tidak spesifik seperti di atas, seperti ada juga pasien MERS-CoV dengan keluhan diare. Diagnosis pasti akan dilakukan di RS Arab Saudi," tutur dia.
Tjandra juga mengatakan belum dipastikan penularan MERS-CoV berasal dari unta meski laporan dari negara Mesir dan Oman menyatakan ditemukan virus MERS-CoV pada unta. "Dari laporan sejauh ini, kasus di unta tidak ada hubungan dengan manusia, maksudnya tidak ada manusia yang sakit di sekitar unta yang ditemukan virus di tubuhnya," ujar Tjandra. (Ant/Eks)
"Sejauh ini belum ada seorang pun jamaah haji dari seluruh dunia yang terkena MERS-CoV, tentu juga belum ada seorang pun jamaah haji Indonesia yang terkena. Jika ada jamaah haji dengan keluhan diduga MERS-CoV, maka agar segera melaporkan diri ke petugas kesehatan kloter," kata Tjandra di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Tjandra yang juga Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji 2013 menambahkan, jamaah haji harus mewaspadai gejala utama MERS-CoV yaitu batuk, demam, sesak napas, dan mengalami kerusakan paru luas (pneumonia dengan ARDS-adult respiratory distress syndrome).
Jika ada yang mengaklami tanda-tanda seperti itu diimbau segera melapor ke tenaga kesehatan yang ada. "Memang kadang-kadang ada juga keluhan tidak spesifik seperti di atas, seperti ada juga pasien MERS-CoV dengan keluhan diare. Diagnosis pasti akan dilakukan di RS Arab Saudi," tutur dia.
Tjandra juga mengatakan belum dipastikan penularan MERS-CoV berasal dari unta meski laporan dari negara Mesir dan Oman menyatakan ditemukan virus MERS-CoV pada unta. "Dari laporan sejauh ini, kasus di unta tidak ada hubungan dengan manusia, maksudnya tidak ada manusia yang sakit di sekitar unta yang ditemukan virus di tubuhnya," ujar Tjandra. (Ant/Eks)