Sukses

Rahasia Pembuatan Kiswah, Kain Penutup Kabah

Tahukah Anda bagaimana proses membuaat Kiswah? Ternyata, tidak mudah untuk membuat kain penutup Kabah ini.

Kiswah atau kain penutup Kabah yang baru telah diserahkan kepada sang juru kunci pada 6 Oktober yang lalu. Kain tersebut akan dipasang untuk menutupi Kabah pada 9 Zulhijah yang jatuh pada 14 Oktober mendatang. Kiswah senilai Rp 61,4 miliar ini akan menggantikan penutup lama yang dipasang setahun lalu.

Namun, tahukah Anda bagaimana proses membuaat Kiswah? Ternyata, tidak mudah untuk membuat kain penutup Kabah ini. Diperlukan keahlian khusus. Laman Arab News, Sabtu (12/10/2013) memuat berita bagaimana Kiswah itu dibuat.

Kiswah itu dibuat di sebuah perusahaan di Mekah, Arab Saudi. Pembuatan Kiswah ini melibatkan banyak tenaga kerja. Sekitar 200 pria yang bekerja selama 8 bulan untuk menyelesaikan kain penutup tersebut. Mereka dengan tekun membuat sulaman benang emas pada kain sutera alam tersebut.

Menurut Kepala Departemen Penyulaman pada pabrik tersebut, Hussain Al-Sharif, teknik menyulam kaligrafi Islam dengan benang emas ke kain sutera para pekerja itu dimiliki secara turun-temurun. Hampir semua pekerja yang jumlahnya mencapai 210 orang berasal dari Kota Mekah dan sebagian besar dari mereka telah bekerja di sini sepanjang hidupnya.

"Tidak ada satu pun orang di luar pabrik yang tahu bagaimana membuat bordir yang kami kerjakan, jadi itu sebabnya pekerja lama kami harus melatih para pekerja baru dalam waktu 3 bulan sebelum mereka mulai bekerja," kata Al-Sharif yang telah bekerja di pabrik ini selama 37 tahun.

Sebelum pabrik dibuka pada tahun 1927, 47 potong kain penutup yang diproduksi di Mesir dan bahan yang dibeli dari Sudan , India , Mesir, dan Irak. Namun, sutra yang dipakai sebagai bahan baku Kiswah saat ini diimpor dari Italia dan Swiss.

Untuk membuat Kiswah dengan luas 658 meter persegi, diperlukan 670 kilogram sutera berkualitas tinggi. "Sutra ini dicat hitam di sini dan kami jahit sendiri menjadi bahan, lalu disulam dengan menggunakan 120 kilogram emas dan perak murni General Manajer Pabrik Mohammed bin Abdullah Bajuda.

Mesin untuk membantu proses pengerjaan Kiswah ini telah diperkenalkan sejak 25 tahun yang lalu. Sebelum ada mesin, pengerjaan menyulam Kiswah membutuhkan pekerja yang sangat banyak. Waktu yang dibutuhkan pun juga sangat lama.

"Sekarang kami punya sejumlah mesin dari Swiss untuk menjahit," tutur Salman Al-Loukmani, Kepala Departemen Bahan Baku pabrik pembuat Kiswah ini.

Setelah diganti dengan yang baru, Kiswah lama akan dipotong-potong untuk dibagikan kepada pejabat dan organisasi Islam. Para penerima menganggap potongan-potongan Kiswah itu sebagai pusaka.

Namun terkadang ada peziarah yang sengaja menyobek Kiswah selama musim haji untuk dibawa pulang. Namun, pabrik telah mengantisipasi hal ini.

"Salah satu tantangan utama bagi pabrik Kiswah adalah peziarah yang merobek dengan tangan atau benda tajam lainnya, maka setiap jam kami memiliki tim pemeliharaan untuk memperbaiki kerusakan," kata Bajouda. (Eks)