Setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia berangkat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Berbagai metode pemberangkatan haji yang diterapkan masing-masing negara pun berbeda satu sama lain.
Jika di Indonesia harus mengantre bertahun-tahun lamanya sebelum bisa berangkat haji, maka di Turki ada cara lain. Turki ada negara dengan jemaah haji terbesar ke 5 setelah Indonesia, Pakistan, India, dan Malaysia.
"Turki menerapkan sistem undian untuk menentukan orang yang boleh berhaji," kata President of Religious Affairs of Turkey, Mehmet Gormez saat bertemu dengan Menteri Agama Suryadharma Ali di Mekah, Arab Saudi, Sabtu (12/10/2013). Namun justru metode pemberangkatan Indonesia lah yang dinilai lebih adil oleh Mehmet.
Pertemuan keduanya dilakukan untuk membahas peluang kerjasama antara Indonesia-Turki di bidang perhajian. Saat ini Turki memberangkatkan sebanyak 59.200 orang setelah dipangkas 20 persen.
"Delegasi kami akan datang ke Jakarta untuk merintis kerja sama. Saya percaya, Kementerian Urusan Haji Arab Saudi pun akan gembira dengan kerja sama kita," ujar Mehmet.
Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali menuturkan, Indonesia juga pernah menerapkan sistem pengundian pemberangkatan haji. Namun sistem itu tak lagi bisa dilakukan karena jumlah calon jemaah haji yang terus meningkat.
"Sekitar 15 tahun yang lalu kami menerapkan sistem undian, namun karena peminatnya banyak, maka sistemnya menjadi first comes first served," kata Suryadharma.
"Awalnya kami sempat ingin membatasi, namun jamaah kami tidak mempedulikan usia dan penyakit saat datang ke Mekah. Bahkan mereka siap untuk meninggal di sini," imbuhnya. (Ndy)
Jika di Indonesia harus mengantre bertahun-tahun lamanya sebelum bisa berangkat haji, maka di Turki ada cara lain. Turki ada negara dengan jemaah haji terbesar ke 5 setelah Indonesia, Pakistan, India, dan Malaysia.
"Turki menerapkan sistem undian untuk menentukan orang yang boleh berhaji," kata President of Religious Affairs of Turkey, Mehmet Gormez saat bertemu dengan Menteri Agama Suryadharma Ali di Mekah, Arab Saudi, Sabtu (12/10/2013). Namun justru metode pemberangkatan Indonesia lah yang dinilai lebih adil oleh Mehmet.
Pertemuan keduanya dilakukan untuk membahas peluang kerjasama antara Indonesia-Turki di bidang perhajian. Saat ini Turki memberangkatkan sebanyak 59.200 orang setelah dipangkas 20 persen.
"Delegasi kami akan datang ke Jakarta untuk merintis kerja sama. Saya percaya, Kementerian Urusan Haji Arab Saudi pun akan gembira dengan kerja sama kita," ujar Mehmet.
Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali menuturkan, Indonesia juga pernah menerapkan sistem pengundian pemberangkatan haji. Namun sistem itu tak lagi bisa dilakukan karena jumlah calon jemaah haji yang terus meningkat.
"Sekitar 15 tahun yang lalu kami menerapkan sistem undian, namun karena peminatnya banyak, maka sistemnya menjadi first comes first served," kata Suryadharma.
"Awalnya kami sempat ingin membatasi, namun jamaah kami tidak mempedulikan usia dan penyakit saat datang ke Mekah. Bahkan mereka siap untuk meninggal di sini," imbuhnya. (Ndy)