Sukses

Saat Air Mata Jamaah Haji `Banjiri` Arafah

Jutaan jamaah haji melakukan Wukuf di Arafah di bawah terik matahari. Suhu mencapai 40 derajat Celcius.

Senin 14 Oktober atau 9 Zulhijah 1434, saat fajar mulai merekah di langit timur, lautan manusia mengalir dari Mina menuju Arafah. Gelombang manusia berkain putih itu berjalan sambil memekik "Labbaik Allahumma Labbaik" (Ya Allah, Saya di sini memenuhi panggilan-Mu).

Sebagaimana diberitakan Arab News, Selasa (15/10/2013), jutaan manusia itu seakan lupa dengan sekelilingnya. Larut dalam antusiasme religius. Banyak dari mereka menangis, bercucuran air mata. Sebagian mengangkat wajah, menegadah ke langit, berdoa, mengucap syukur, dan memohon ampun kepada Tuhan.

Ritual Wukuf ini dilakukan jamaah haji di bawah terik matahari. Suhu di Arafah saat itu mencapai 40 derajat Celcius. Meski demikian, sengatan matahari itu tidak melayukan semangat jamaah haji. Semangat jamaah haji justru terbakar, mereka terus melafalkan ayat-ayat Alquran dan melambungkan doa-doa.

Imam Besar Arab Saudi Abdul Aziz Al-Asheikh membahas banyak hal soal haji. Dari mimbar di Masjid Al-Nimira yang megah, Al-Asheikh mengatakan, "Komunitas Muslim menjadi target musuh-musuh Islam. Mereka ingin memukul, melihat perpecahan, dan  menyebar kekacauan. Maka dari itu, kita perlu mengontrol ini. Semua Muslim perlu menjaga Tanah Airnya," kata Al-Sheikh.

"Tidak ada keselamatan atau kebahagiaan bagi bangsa Muslim tanpa berpegang pada ajaran agama," tambah Al-Asheikh sebagaimana dikutip Arab News.

Agak jauh dari masjid, air mata terus berlinang, membasahi pipi jamaah haji yang mulai naik ke Jabal Rahmah. Di gunung ini, lebih dari 14 abad silam, Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya.

Lereng Jabal Rahmah dibanjiri jamaah haji yang duduk atau berdiri di sana selama berjam-jam, merenung dan berdoa. Berdiri di Gunung Arafah dan doa sebelum matahari terbenam pada tanggal 9 Zulhijah ini merupakan puncak ibadah haji.

Setelah matahari terbenam, para peziarah menuju Muzdalifah, tempat di mana mereka akan menghabiskan malam di bawah langit terbuka dan mengumpulkan kerikil seukuran kacang untuk melakukan lempar jumrah, simbol melempar setan pada Selasa ini di Mina. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini