Tangan mungil itu memegang payung lebar. Kain ihram putih disandangnya pula. Di bawah terik matahari, bocah laki-laki itu selalu mengintil seorang perempuan.
Kain berangka besi itu dia gunakan untuk memayungi perempuan bercadar tersebut, di sepanjang perjalanan. Selembar karton dia tenteng, digunakan sebagai alas untuk sang perempuan yang dia kawal jika beristirahat.
Dialah Mehyar dan bundanya, jamaah haji asal Pakistan. Meski usianya masih 6 tahun, bocah ini dengan setia melayani sang bunda yang naik haji. Sejak datang di Mina.
Laman Saudi Gazette, Selasa (15/10/2013) memberitakan, Mehyar tidak pernah jauh dari sang bunda. Dia selalu menyediakan keperluan sang bunda meski tidak diminta.
Mehyar mengaku sangat tertarik dan merasa terhormat untuk melayani ibunya. Karena selama ini guru mengajinya menekankan agar menghormati ibu.
Sementara, ibu Mehyar mengaku telah berhaji dengan ibunya--nenek Mehyar--beberapa tahun yang lalu. Sekarang, nenek Mehyar itu telah tiada.
Kesetiaan Mehyar boleh jadi diturunkan dari sang ibu. Ibu Mehyar merupakan anak tunggal di keluarganya. Ibu Mehyar selalu merawat sang nenek, baik saat di rumah maupun saat berhaji beberapa tahun yang lalu itu.
Ketika ibu Mehyar menikah, dia tidak meninggalkan rumah sehingga bisa merawat sang nenek. Selama itu pula dia diberi pemahaman soal sopan santun.
Dan ibu Mehyar bersyukur kepada Tuhan karena tahun ini mampu melaksanakan haji bersama anak lelakinya. Ibu Mehyar mengatakan bahwa anaknya sangat bersemangat untuk melihat Mekah, Madinah, dan dua masjid suci--Masjidil Haram dan Nabawi.
Mehyar kerap kali berdiskusi dengan ibunya tentang berbagai ajaran Islam. Dia ingin masuk surga. Guru mengajinya mengatakan bawah seseorang tidak bisa masuk surga, kecuali dia menghormati ibunya. (Eks)
Kain berangka besi itu dia gunakan untuk memayungi perempuan bercadar tersebut, di sepanjang perjalanan. Selembar karton dia tenteng, digunakan sebagai alas untuk sang perempuan yang dia kawal jika beristirahat.
Dialah Mehyar dan bundanya, jamaah haji asal Pakistan. Meski usianya masih 6 tahun, bocah ini dengan setia melayani sang bunda yang naik haji. Sejak datang di Mina.
Laman Saudi Gazette, Selasa (15/10/2013) memberitakan, Mehyar tidak pernah jauh dari sang bunda. Dia selalu menyediakan keperluan sang bunda meski tidak diminta.
Mehyar mengaku sangat tertarik dan merasa terhormat untuk melayani ibunya. Karena selama ini guru mengajinya menekankan agar menghormati ibu.
Sementara, ibu Mehyar mengaku telah berhaji dengan ibunya--nenek Mehyar--beberapa tahun yang lalu. Sekarang, nenek Mehyar itu telah tiada.
Kesetiaan Mehyar boleh jadi diturunkan dari sang ibu. Ibu Mehyar merupakan anak tunggal di keluarganya. Ibu Mehyar selalu merawat sang nenek, baik saat di rumah maupun saat berhaji beberapa tahun yang lalu itu.
Ketika ibu Mehyar menikah, dia tidak meninggalkan rumah sehingga bisa merawat sang nenek. Selama itu pula dia diberi pemahaman soal sopan santun.
Dan ibu Mehyar bersyukur kepada Tuhan karena tahun ini mampu melaksanakan haji bersama anak lelakinya. Ibu Mehyar mengatakan bahwa anaknya sangat bersemangat untuk melihat Mekah, Madinah, dan dua masjid suci--Masjidil Haram dan Nabawi.
Mehyar kerap kali berdiskusi dengan ibunya tentang berbagai ajaran Islam. Dia ingin masuk surga. Guru mengajinya mengatakan bawah seseorang tidak bisa masuk surga, kecuali dia menghormati ibunya. (Eks)