Sukses

Pentingnya Bahasa Isyarat bagi Jamaah Haji

Jamaah haji asal China yang tersesat hanya mengandalkan bahasa isyarat untuk kembali ke pemondokan mereka.

Ini cerita soal jamaah haji asal China. Sebanyak 35 jamaah haji asal negeri Tirai Bambu itu terpisah dari rombongan dan tersesat saat prosesi melempar jumrah di Mina.

Diberitakan Arab News, Kamis (17/10/2013), 35 dari 11.000 jamaah haji China itu terpisah dengan pemandu. Celakanya, mereka tidak bisa berbahasa Arab maupun Inggris. Bahasa ibu yang dimiliki sama sekali tidak membantu mereka untuk pulang ke pemondokan.

Meski Mina luasnya hanya 4,2 kilometer persegi, 35 jamaah haji itu sulit menemukan pemondokan mereka karena terhambatnya komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Tanya sana-sini, tak ada orng dan petugas yang mengerti bahasa mereka. Jamaah haji China itu juga tak paham bahasa orang-orang yang berjejal di Mina itu. Maka, satu-satunya bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa isyarat.

Petugas pramuka yang kemudian memandu mereka juga tak kalah repot. Petugas pramuka mengalami kesulitan menghitung mereka karena setiap berpindah tempat selalu ada nggota rombongan itu yang hilang. Apalagi, bagi petugas pramuka itu, wajah jamaah haji China itu sama semuanya.

Akhirnya, dengan bahasa isyarat pula petugas pramuka itu bersusah payah membimbing jalan mereka. 35 jamaah itu diminta berbaris. Mereka kemudian dipimpin menuju ke pemondokan warna biru yang dipersiapkan untuk jamaah haji asal Asia. (Eks)