Sukses

Air Zamzam Sitaan dari Jamaah Haji Indonesia Menggunung di Jeddah

Banyak jamaah haji Indonesia yang membandel untuk menyembunyikan air zamzam di koper, alhasil membuat minuman sitaan itu menggunung.

Sebuah truk besar memasuki halaman Madinatul Hujjaj, Kota Jeddah, Arab Saudi. Beberapa kuli angkut kemudian menghampiri truk berisi koper-koper milik Jamaah haji Indonesia. Bawaan bagasi milik jamaah haji Indonesia itu akan diperiksa dan ditimbang sebelum dibawa ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.

Setelah diturunkan, koper-koper itu disusun rapi, menunggu giliran untuk diperiksa pemindai sinar X. Bila terdeteksi ada barang bawaan yang dilarang seperti benda tajam dan air zamzam sesuai ketentuan otoritas bandara di Arab Saudi, maka koper tersebut akan dibongkar oleh petugas.

Mayoritas barang yang disita adalah air zamzam. Jamaah haji memang dilarang membawa air suci térsebut. Sebab, pihak maskapai penerbangan telah menyediakannya.

Meski sudah ada pemberitahuan dan imbauan saat di pemondokan, banyak jamaah haji Indonesia yang membandel untuk menyembunyikan air zamzam di koper mereka. Air zamzam ini memang oleh-oleh terfavorit jamaah setelah menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci.

Tak aneh, bila jeriken dan botol berisi air zamzam menggunung di lokasi package handling di Madinatul Hujjaj, Jeddah, saat Liputan6.com mengunjungi Madinatul Hujjaj, Rabu (23/10/2013) siang waktu setempat.

"Hari ini saja air zamzam yang disita dari 2 kloter diperkirakan 2 ton lebih," ungkap supervisor kolektor Garuda Airline, Awaludin Abidin Tohar.

Kedua kloter itu, SOC-11 (embarkasi Solo) dan SOC-12. Awaludin menjelaskan, kasus air zamzam dalam bagasi ini umumnya ditemukan di kloter asal Solo. Hal serupa terjadi pada tahun sialm.

"Dalam peraturan penerbangan memang tidak boleh membawa air zamzam. Padahal kalau kita lihat, rata-rata bagasi membawa 10 liter air zamzam," tutur Awaludin.

Menurut Awaludin, sekalipun ada waktu 24 jam sebelum take off, pemeriksaan air zamzam dari bagasi ini menghambat kelancaran pengurusan bagasi jamaah.

Ia memaparkan pula, awalnya barang-barang bagasi jamaah diangkut oleh agent handling yang ditunjuk Kementerian Agama RI. Bagasi tersebut harus sudah ada di Madinatul Hujjaj, 24 jam sebelum take off. Setelah penimbangan dan pemilahan bagasi, lalu bagasi tersebut diperiksa X-ray.

Nah, imbuh Awaludin, bagasi yang mencurigakan akan diperiksa bersama petugas Garuda dan Panitia  Pnyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Jeddah. Selesai pemeriksaan, bagasi kemudian dikirim ke bandara 12 jam sebelum jamaah take off. Sedangkan air zamzam yang disita akan diangkut ke Daker Jeddah.

Menurut Kepala Daker Jeddah Endang Jumali, air zamzam yang disita itu akan dilaporkan kemudian diserahkan kepada agent handling, Al Majroi. Merekalah yang kemudian menangani kelanjutan nasib air zamzam tersebut. (Tnt)