Keluhan sebagian jamaah haji Indonesia soal pemondokan yang kurang nyaman di Mekah, Arab Saudi, segera teratasi. Pada 2014, Indonesia akan membangun pemondokan sendiri di Mekah. Letaknya pun sangat strategis, yakni di kawasan Misfalah yang tak jauh dari Masjidil Haram.
Hal itu terungkap dalam pertemuan lanjutan Kementerian Agama RI dengan jajaran Islamic Development Bank di Kota Jeddah, Arab Saudi, Kamis 24 Oktober 2013 siang waktu setempat.
"Salah satu tawaran IDB adalah pembangunan pondokan khusus jamaah Indonesia. Tanahnya sudah tersedia di daerah Misfalah," beber Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu yang memimpin langsung delegasi Kemenag RI kepada wartawan Media Center Haji Daker Jeddah seusai pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam.
Anggito menjelaskan, tawaran IDB tersebut akan dipertimbangkan baik-baik. Sebab jika itu terwujud, maka pelayanan pada jemaah akan semakin maksimal. "Pada hakikatnya, kita tidak masalah. Asalkan, investornya memiliki rekam jejak yang baik?" ujar Anggito.
Sementara, Musa Ali Alakasi, General Supervisor IDB menjamin investor yang akan mereka gandeng membangun pemondokan khusus jamaah haji merah putih, bisa dipercaya.
"Investornya ada 2. Siapa mereka, nanti saatnya kami buka," ucap Musa Ali melalui Zaki Mansyur, staf IDB asal Indonesia.
Adapun informasi yang berhasil diperoleh di internal IDB, pembangunan pemondokan jemaah haji Indonesia di kawasan Misfalah, akan menggandeng salah satu bank swasta. "Nilai investasinya US$ 600 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun," ungkap sumber tersebut.
Tapi, pembangunan itu kapan dimulai tergantung pada pemerintah Indonesia. "Kalau pemerintah (Indonesia) sudah ok, Insya Allah kita mulai tahun depan," ucap sumber tersebut.
Anggito sendiri tidak menyebut berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk membangun pondokan itu.
"Nilai investasinya cukup besar. Berapa persisnya, itu kewenangan IDB. Apa mereka mau buka sekarang atau nanti, cek saja langsung," pungkas Anggito. (Tnt/Mut)
Hal itu terungkap dalam pertemuan lanjutan Kementerian Agama RI dengan jajaran Islamic Development Bank di Kota Jeddah, Arab Saudi, Kamis 24 Oktober 2013 siang waktu setempat.
"Salah satu tawaran IDB adalah pembangunan pondokan khusus jamaah Indonesia. Tanahnya sudah tersedia di daerah Misfalah," beber Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu yang memimpin langsung delegasi Kemenag RI kepada wartawan Media Center Haji Daker Jeddah seusai pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam.
Anggito menjelaskan, tawaran IDB tersebut akan dipertimbangkan baik-baik. Sebab jika itu terwujud, maka pelayanan pada jemaah akan semakin maksimal. "Pada hakikatnya, kita tidak masalah. Asalkan, investornya memiliki rekam jejak yang baik?" ujar Anggito.
Sementara, Musa Ali Alakasi, General Supervisor IDB menjamin investor yang akan mereka gandeng membangun pemondokan khusus jamaah haji merah putih, bisa dipercaya.
"Investornya ada 2. Siapa mereka, nanti saatnya kami buka," ucap Musa Ali melalui Zaki Mansyur, staf IDB asal Indonesia.
Adapun informasi yang berhasil diperoleh di internal IDB, pembangunan pemondokan jemaah haji Indonesia di kawasan Misfalah, akan menggandeng salah satu bank swasta. "Nilai investasinya US$ 600 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun," ungkap sumber tersebut.
Tapi, pembangunan itu kapan dimulai tergantung pada pemerintah Indonesia. "Kalau pemerintah (Indonesia) sudah ok, Insya Allah kita mulai tahun depan," ucap sumber tersebut.
Anggito sendiri tidak menyebut berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk membangun pondokan itu.
"Nilai investasinya cukup besar. Berapa persisnya, itu kewenangan IDB. Apa mereka mau buka sekarang atau nanti, cek saja langsung," pungkas Anggito. (Tnt/Mut)