Sukses

4 Elemen Penting Orangtua Edukasi Anak pada Penyandang Disabilitas

Berbicara dengan anak tentang disabilitas dapat membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa beberapa orang terlihat berbicara, bertindak, atau bergerak sedikit berbeda.

Liputan6.com, Semarang Berbicara dengan anak tentang disabilitas dapat membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa beberapa orang terlihat berbicara, bertindak, atau bergerak sedikit berbeda.

Untuk itu psikolog anak Ann-Louise T. Lockhart membagikan tips berbicara pada anak tentang disabilitas.

Ia menjelaskan 4 elemen penting yang perlu disampaikan pada anak agar mereka tidak salah kaprah terkait kondisi disabilitas seseorang. Keempat poin tersebut adalah:

-Disabilitas tak selamanya bawaan lahir

- Penyandang disabilitas bukan orang sakit

-Tidak ada yang salah dengan penyandang disabilitas

-Disabilitas fisik tidak berarti seseorang memiliki disabilitas kognitif.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penjelasan 4 Elemen

Penjelasan dari keempat elemen penting tersebut yakni:

-Disabilitas tak selamanya bawaan lahir.

Jelaskan bahwa terkadang, bayi terlahir dengan disabilitas. Namun, dapat juga orang menjadi penyandang disabilitas karena kecelakaan atau penyakit.

-Penyandang disabilitas bukan orang sakit.

Jelaskan bahwa anak dengan cerebral palsy atau distrofi otot bukanlah anak berpenyakit.

“Anda tidak ingin anak Anda berpikir bahwa mereka mungkin dapat tertular disabilitas,” kata Ann mengutip verywellfamily.com Selasa (18/1/2022).

-Tidak ada yang salah dengan penyandang disabilitas.

Anak dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Ada apa dengan gadis itu?” Jelaskan bahwa seorang anak mungkin mengalami kesulitan berbicara atau kesulitan berjalan tetapi itu tidak berarti ada sesuatu yang "salah" dengan mereka.

-Disabilitas fisik tidak berarti seseorang memiliki disabilitas kognitif.

Terkadang, anak-anak menganggap seseorang dengan disabilitas fisik mungkin juga kesulitan untuk berkomunikasi atau mungkin tidak pintar.

Jelaskan bahwa hanya karena tubuh seseorang tidak bekerja dengan cara yang sama tidak berarti otak mereka rusak.