Liputan6.com, Magelang - Magelang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Hari jadi Kota Magelang yang berlokasi di Jawa Tengah ditetapkan pada 11 April 907 Masehi. Dikutip dari berbagai sumber, dalam beberapa prasasti ditemukan menceritakan asal mula Kota Magelang.
Salah satu kisah yang paling populer menyebutkan bahwa penamaan Magelang berasal dari kata atepung-temugelan atau tepung gelang. Tepung gelang memiliki makna mengepung rapat seperti gelang.
Penamaan ini merujuk pada cerita legenda pertarungan antara Pangeran Purbaya melawan raja jin bernama Sepanjang di wilayah hutan Kedu.
Advertisement
Baca Juga
Pangeran Purbaya pada saat itu diberi tugas oleh ayahnya Panembahan Senopati untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram. Pangeran Purbaya dibekali sebuah tombak bernama Tombak Kiai Pleret.
Perjalanan Pangeran Purbaya ke dalam hutan Kedu didampingi oleh sekelompok prajurit khusus yang sudah terlatih. Saat baru mulai memasuki Hutan Kedu, Pangeran Purbaya dan pasukannya sudah dihadang oleh sosok jin yang berwajah seram dan bertubuh besar.
Sosok jin ini pun menanyakan maksud kedatangan Pangeran Purbaya dan pasukannya ke dalam hutan Kedu. Pangeran Purbaya kemudian memperkenalkan dirinya dan maksud kedatangannya ke dalam hutan Kedu, yakni untuk membuka hutan Kedu sebagai sebuah perkampungan.
Jin yang bernama Sepanjang ini pun murka mendengar maksud kedatangan Pangeran Purbaya (yang akan membuka perkampungan di wilayah yang kelak bernama Magelang). Jin Sepanjang dan pasukannya akan menghalangi tujuan Pangeran Purbaya untuk melaksanakan tugas dari Panembahan Senopati.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tidak Takut Tombak Kiai Pleret
Pengeran Purbaya yang mendengar jawaban dari Jin Sepanjang kemudian mengeluarkan tombaknya untuk bersiap menghadapi Jin Sepanjang.
Rupanya jin Sepanjang tidak takut dengan Tombak Kiai Pleret. Pertarungannya dengan Pangeran Purbaya dimulai. Begitu juga dengan pasukan jinnya, yang bertarung melawan pasukan yang dibawa oleh Pangeran Purbaya.
Namun Tombak Kiai Pleret yang dibawa oleh Pangeran Purbaya ternyata berhasil membuat Jin Sepanjang terdesak dan mundur. Sambil pergi, Jin Sepanjang mengatakan tetap akan menuntut balas karena sudah mengubah hutan tempatnya tinggal menjadi perkampungan.
Setelah kepergian Jin Sepanjang, Pangeran Purbaya mulai memimpin pasukannya untuk membuka hutan Kedu. Tidak membutuhkan waktu yang lama, sebagian wilayah hutan Kedu sudah berubah menjadi desa kecil yang subur.
Mulai banyak warga yang berdatangan untuk menetap. Jin Sepanjang tidak terima kawasannya berubah menjadi pemukiman, sehingga dia mengubah penampilan menjadi seorang manusia bernama Sonta.
Sonta menyamar menjadi seorang pelayan di rumah seorang warga. Suatu malam, Sonta mengeluarkan asap putih yang menyebar ke seluruh desa.
Pagi harinya, banyak warga sakit dan meninggal secara misterius. Pangeran Purbaya terkejut mengetahui penyakit misterius di desa disebabkan ulah Jin Sepanjang . Mengetahui penyamarannya terbongkar, Sonta melarikan diri dengan wujud aslinya menjadi Jin Sepanjang.
Â
Advertisement
Strategi Pangeran Purbaya
Dari sini lah pertarungan dimulai. Banyak prajurit yang tewas dan menjadi korban Jin Sepanjang. Mengetahui semakin banyak orang yang menjadi korban dari Jin Sepanjang, Pangeran Purbaya menyusun strategi untuk melawan Jin Sepanjang.
Strategi ini dilakukan dengan cara memerintahkan prajuritnya untuk bergerak menyisir di sepanjang hutan dengan gerakan melingkar seperti gelang. Cara ini dilakukan untuk mengepung tempat keberadaan Jin Sepanjang.
Strategi ini ternyata berhasil dan Jin Sepanjang tidak punya kesempatan untuk melarikan diri dan harus bertarung dengan Pangeran Purbaya yang membawa Tombak Kiai Pleret. Kesaktian Pangeran Purbaya yang lebih tinggi dari Jin Sepanjang mampu mengalahkan raja jin ini dan membuatnya jatuh ke tanah.
Setelah ditusuk menggunakan Tombak Kiai Pleret, tubuh Jin Sepanjang yang jatuh ke tanah perlahan-lahan menguap dan hilang ke udara. Strategi Pangeran Purbaya untuk mengepung Jin Sepanjang dengan formasi gerakan melingkar seperti gelang membuat seluruh wilayah ini disebut sebagai Magelang.