Sukses

Semarang dan Surakarta Dipastikan Gelar PJJ

Hal ini dipastikan oleh Kepala Disdikbud Provinsi Jateng Uswatun Hasanah

Liputan6.com, Jateng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), pastikan ada dua daerah di Jateng yang resmi menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) 100 persen. Hal itu sebagai langkah antisipasi Pemerintah Provinsi Jateng untuk antisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Kendati demikian, tidak semua harus melakukan PJJ. Seperti intruksi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang mengembalikan kebijakan PJJ kembali ke setiap kepala daerah masing-masing.

Kepala Disdikbud Provinsi Jateng Uswatun Hasanah mengatakan, daerah yang menerapkan PJJ yaitu Kota Semarang dan Surakarta.

"Alhamdhulilah tidak merata (PJJ). Jadi hanya dua daerah yang total melaksanakan PJJ selama dua minggu ke depan. Untuk yang lainnya dikembalikan ke pemangku kebijakan masing-masing," kata Uswatun, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/2/2022).

Uswatun menjelaskan, meski penerapan PTM terbatas mengikuti kebijakan SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri. Pengendalian kasus Covid-19 berada di tangan pemangku kebijakan masing-masing.

"Di SKB 4 Menteri kan, sudah dijelaskan teknis dan kuota pembukaan sesuai level wilayah. Tapi kalau merujuk di PJJ (penanganan kasus) kita masih bisa mengabaikan SKB-nya. Jadi kalau sana (Pemangku Wilayah) menghendaki PJJ ya laksanakan," ungkap Uswatun.

Sementara untuk tingkat ke efektivitas PJJ, Uswatun menyebut, hal ini justru menjadi tantangan karena langkah ini yang hanya bisa diambil. Selain itu, kepala sekolah harus memiliki problem solving yang baik untuk menyikapi langkah ini.

"Itulah kenapa harus ada karakter problem solving pada Kepala Sekolah, guru termasuk dinas pendidikan. Agar tidak terjadi learning loss (belajar terputus berkepanjangan)," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Kesehatan Nomor Satu

Tak hanya itu, Uswatun juga mengajak orang tua dapat menjaga anaknya yang sedang melaksanakan PJJ. Agar tidak terjadi penularan kasus di luar sektor sekolahan.

"Seperti yang dikatakan Pak Gubernur, kesehatan nomor 1 ketika PJJ dipilih ya dalam rangka itu. Maka, orang tua harus menjaga anak agar tidak mendatangi keramaian. Agar tidak jadi klaster keluarga. Kesadaran orang tua juga penting di sini," ujarnya.

Sementara sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap harinya sebagai pengawasan PJJ ini. Tidak hanya itu, ia menilai bila PTM kembali dibuka, ia ingin dibuka secara perlahan dan tak lupa untuk terus menggenjot vaksinasi.

"Ramai-ramai nanti dulu ditunda. PTM dievaluasi setiap hari, yang terkena (kasus Covid) akan tutup sekolahnya. Nanti (pelaksanaan) sesuai kondisi masing-masing. Saya mendorong 50-50 persen, karena (klaster banyak) kemarin masih di sekolah. Kemudian vaksinasi jalan terus genjot terus," kata Ganjar.

Ganjar Pranowo juga mengimbau seluruh komponen masyarakat untuk tidak bersantai dengan kondisi landai tersebut. Sehingga ia meminta masyarakat untuk lebih waspada terutama kepada orang tua.