Liputan6.com, Purworejo - Ramainya berbagai isu yang berkembang di masyarakat melalui media sosial mulai dari Twitter hingga Facebook ataupun situs media sosial lain terkait proses pengukuran lahan oleh BPN di Desa Wadas Purworejo, turut menjadi perhatian sejumlah tokoh setempat.
Seperti yang diungkapkan oleh Habib Hasan bin Agil Ba'abud, seorang tokoh yang dituakan di jajaran kiai dan ulama yang berasal dari Kabupaten Purworejo. Dia adalah pemilik Pondok Pesantren Al Iman di Desa Bulus, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo.
"Sebagai tokoh agama dari Purworejo, saya turut prihatin dan sedih dengan adanya pemberitaan di media sosial yang tidak sesuai dengan kenyataan tentang kegiatan pengukuran lahan di Desa Wadas," ungkap Habib Hasan dalam sebuah video.
Advertisement
Dalam video tersebut, disampaikan bahwa program dari pemerintah dan dengan pendampingan dari aparat yang dilakukan di Desa Wadas tidak bertujuan untuk menyengsarakan rakyat ataupun merampas hak masyarakat.
"Jadi insyaallah semua ada manfaat dan maslahatnya," ungkapnya.
Dirinya meminta agar masyarakt menyudahi miskomunikasi dan misinformasi yang berkembang di media sosial. Menurutnya, hal tersebut hanya akan merugikan masyarakat.
"Kami Insyaallah lebih mengerti karena kami di Kabupaten Purworejo dan dekat dangan kami, bukan kami (dari wilayah) tetangga, bukan hidup di luar Jawa. Kebetulan kami juga tahu persis daerah sana (Wadas dan sekitarnya)," ungkap ulama karismatik tersebut.
Disampaikan juga rasa terima kasihnya pada para petugas yang menjalankan tugasnya demi kelancaran kegiatan pengukuran lahan di Desa Wadas.
"Kita hanya bisa mendoakan semoga semua diberikan petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, dengan niat supaya bangsa dan negara Indonesia lebih maju, tidak tertinggal dari negara lain dan rakyatnya lebih tertata," ujarnya.
Â
Tanggapan Ulama Lainnya
Senada dengan yang disampiakan Habib Hasan, Ketua Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo di Purworejo, Muhammad Faqih Muqoddam juga mengimbau kepada masyarakat agar bisa memfilter berita yang hoaks dan yang asli.
"Saya mengajak masyarakat khususnya dari Purworejo untuk tidak termakan berita-berita hoaks. Proyek pemerintah dalam membangun Bendungan Bener adalah untuk kesejahteraan rakyat," tuturnya.
Diharapkan kepada masyarakat aga jangan mau diadu domba dengan berbagai berita yang dipelintir demi kepentingan tertentu.
"Berpandai-pandailah dalam menerima dan memfilter berita yang beredar karena kita hidup di era digitalisasi," ungkap ulama muda yang juga putra ketiga Habib Hasan bin Agil Ba'abud tersebut.
Â
Advertisement
Imbauan Kabid Humas Polda Jateng
Sementara Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menegaskan pihaknya amat prihatin dengan adanya akun-akun provokatif tentang situasi Desa Wadas.
"Setiap saat kita patroli cyber dan menemukan sejumlah akun provokatif terkait perkembangan situasi Desa Wadas dan hasutan untuk menolak pembangunan proyek Bendungan Bener," ungkapnya.
Polda Jateng, lanjutnya, tidak segan memproses penyebar kebencian pengelola akun-akun provokatif tersebut melalui jalur hukum.
"Untuk itu diimbau agar para pelaku penyebar termasuk pengelola akun provokatif untuk menghentikan kegiatannya. Polri tidak segan untuk menindak lanjut pelaku penyebar kebencian dan pengelola akun provokatif," tegasnya.