Sukses

Kelangkaan Minyak Goreng Menyapa Ultah ke-451 Kabupaten Banyumas: Reaksi Warganet Bikin Senyum dan Kening Berkerut

Kabupaten Banyumas merayakan ultah yang ke-451 hari ini. Akan tetapi, kelangkaan minyak goreng menjadi masalah.

Liputan6.com, Banyumas - Besok menjadi periode istimewa bagi Kabupaten Banyumas, yakni merayakan hari ulang tahun ke-451. Sayang, kelangkaan minyak goreng justru menjadi bagian dari momen spesial tersebut.

Sepanjang Sabtu (19/2/2022) dan Minggu (20/2/2022), Liputan6.com mengunjungi beberapa lokasi guna mencari ketersediaan minyak goreng tersebut. Hasilnya, sebagian besar kosong. Kalaupun ada pihak penjual membatasi pembelian, plus ada juga yang wajib menunjukkan kartu anggota atau member card sebuah supermarket.

Di kompleks Pasar Wage, ketersediaan sangat minim. Begitu juga di beberapa pasar tradisional di area kota Purwokerto, seperti Pasar Manis, Pasar Karanggintung dan Pasar Tambaksogra. Beberapa minimarket masih ada, tapi langsung habis meski pembelian dibatasi hanya satu minyak goreng kemasan ukuran 1 liter per orang.

Satu di antara supermarket besar di Purwokerto, penjualan dibatasi, plus harus menunjukkan kartu anggota. "Tadi saya dapat di supermarket itu, tapi harus menunjukkkan member dari supermarket di mal itu, dan dibatasi hanya satu kemasan saja," kata Putra Pratama, seorang konsumen yang beruntung bisa mendapat minyak goreng.

Menurut Bupati Banyumas, Achmad Husein, tingkat ketersediaan minyak goreng di wilayahnya memang minim. Sebenarnya, barang tersebut ada, tapi memang dibatasi.

"Jumlah materialnya atau minyaknya memang kurang. Di sini ada, tapi karena kebutuhannya banyak, jadi dibatasi," kata Achmad Husein, ketika berkunjung ke sebuah gudang distributor minyak goreng.

 

Kenapa Langka?

2 dari 2 halaman

Langkah Tanggap

Langkah tanggap dilakukan Polresta Banyumas. Kapolresta Banyumas, Kompel (Pol) Edy Sitepu S.I.K., MH, menegaskan, pihaknya akan terus melakukan serangkaian pengawasan terhadap penjualan minyak goreng.

Langkah preventif tersebut menjadi solusi guna mencegah potensi penimbunan oleh orang atau pihak yang ingin memanfaatkan situasi. "Kita koordinasi dengan distributor, begitu juga dengan yang menjual minyak goreng dalam kemasan," kata Edy Sitepu.

Tak ayal, tepat di ultah ke-451 Kabupaten Banyumas, banyak komentar berseliweran di dunia maya terkait kelangkaan minyak goreng. Pemilik akun @riniangger mengunggah komentar yang membuat tersenyum, "Lengane kaya barang goib, metune jemuah Kliwon,".

Ada juga yang mengaitkan dengan kebiasaan membuat mendoan. Akun @rossa_rj mem-posting terkait hal itu. "Akhire, piwe kiye arep goreng mendoan ora due lenga,". Kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kurang lebih "Akhirnya, bagaimana bisa menggoreng mendoan, tidak punya minyak goreng,".

Kondisi kelangkaan minyak goreng di pasaran tak hanya dialami wilayah Kabupaten Banyumas saja, khususnya Purwokerto. Secara nasional, beberapa daerah juga menghadapi masalah yang sama. Bahkan, survei Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu menyebut, harga jual minyak goreng di pasaran menembus angka Rp20 ribu per liter, atau jauh di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), Rp11.500 per liter.