Sukses

1.082 Objek Wisata di Jateng Sudah Dibuka

Pembukaan tempat wisata, menurut Riyadi masih beracuan pada pemerintah pusat ataupun peraturan yang sudah dikeluarkan oleh gubernur Jateng

Liputan6.com, Semarang Sebanyak 1.082 objek wisata di Jawa Tengah saat ini telah dibuka, hanya 8 tempat saja masih tutup, itu pun tidak disebabkan oleh Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal itu sesuai dengan data survei yang dilakukan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah.

Sub Koordinator Pengembangan Daya Tarik Wisata Disporapar Jateng Riyadi Kurniawan mengatakan, hampir semua objek wisata di Jateng sudah dibuka. Meskipun ada beberapa objek wisata yang masih tutup, ia menilai bukan disebabkan oleh PPKM.

"Baru saja kami updet data bahwa untuk tempat wisata itu mayoritas sudah buka, sebanyak 1.082 objek atau 99,27 persen, kemudian yang tutup itu, hanya 8 tempat wisata. Itu pun tidak terkait dengan adanya PPKM," kata Riyadi Kurniawan saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Liputan 6, Jumat (4/3/2022).

Pembukaan tempat wisata, menurut Riyadi masih beracuan pada pemerintah pusat ataupun peraturan yang sudah dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengeluarkan aturan level PPKM di Jawa Tengah.

"Kami laporkan sesuai dengan kondisi terakhir Inmendagri nomer 13 dan kami di Jawa Tengah menggunakan Ingub nomer 8 tahun 2022, itu kan ada 3 level di Jawa Tengah. Ada level 2, 3, dan 4 untuk PPKM-nya," ucap riyadi.

Sehingga dengan ada aturan tersebut, Riyadi mengatakan meskipun suatu daerah dinyatakan di level 4, pihaknya tetap akan membuka tempat wisata dengan syarat pembatasan pengunjung.

"Untuk PPKM kali ini yang level 4 kami tidak melakukan penutupan, hanya melakukan pembatasan kunjungan sebesar 25 persen maksimal," lanjut Riyadi.

 

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Batasi pengunjung

Dengan adanya pembukaan wisata, dia mengimbau kepada pengelola ataupun pengunjung objek wisata untuk bisa memperketat protokol kesehatan, guna mencegah ada penyebaran virus Covid-19 di tempat wisata.

Tak hanya itu, Riyadi menilai bila ada orang terpapar Covid-19 usai berpergian ke salah satu objek wisata bukan terjangkit di tempat wisata, melainkan saat dalam perjalan.

Sehingga, ia juga berpesan untuk sementara ini tidak melakukan kunjungan ke objek wisata secara bersama-sama dengan membawa massa yang banyak.

"Kembali tegakkan prokes karena beberapa klaster itu memang diindikasikan dari piknik yang kami takutkan akan terjadi, walaupun memang dari hasil kami analisis bukan penularan di tempat wisatanya akan tetapi ketika naik bisnya yang bahaya. Untuk itu kita mendorong ketika piknik kelompok-kelompok kecil jangan kelompok masif yang satu bus," pungkasnya.