Liputan6.com, Semarang Nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih menjadi yang teratas dalam hasil survei bakal calon presiden 2024 oleh sejumlah lembaga.
Hasil survei beberapa lembaga survei seperti SMRC dan IPI pada Desember tahun lalu menempatkan ketiganya dalam 3 posisi teratas. Demikian pula hasil survei Litbang Kompas, DTS Indonesia, dan LSN pada Januari-Februari 2022.
Analis Politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abdulrahman menilai hal ini lumrah. Kata dia, ketiganya memang sudah memiliki panggung masing-masing.
Advertisement
"Itu wajar kalau demikian. Perhatian publik menuju perhatian kepada tiga orang, hal itu yang membuat elektabilitas (naik). Melihat popularitas saat ini, saya kira wajar karena mereka memiliki panggung dibandingkan dengan yang lain," kata Wahid saat dihubungi Liputan6, Sabtu (5/3/2022).
Posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, Ketua Umum Partai Gerindra, label capres dan cawapres, kemudian Ganjar dan Anies selaku gubernur, menurut Wahid, mampu mengerek elektabilitas masing-masing.
Kendati, pandangan Wahid, panggung dan tingginya elektabilitas berdasarkan hasil survei itu belum jadi jaminan bagi ketiganya untuk bisa melaju mulus mendapatkan posisi sebagai capres 2024. Ganjar dan Anies terutama, menurutnya akan menemui hambatan dalam perjalanannya.
"Di antara nama-nama itu, belum ada yang 100 persen mampu mengusung mereka sendiri. Terlebih Pak Anies tidak memiliki partai, kedua Pak Ganjar memiliki partai tetapi ada kompetisi internal dengan Bu Puan," Ucap Wahid.
Â
Persaingan ketat di Pilpres 2024
Wahid menilai hanya Prabowo saja yang memiliki kemungkinan besar bisa melenggang mulus. Namun, patut diwaspadai perihal peta koalisi kini dan ke depan nanti.
"Yang paling memungkinkan yaitu Pak Prabowo, karena beliau ketua partai sehingga peluang untuk mendapatkan tiket di partainya cukup besar. Tetapi masih tergantung dengan peta koalisi karena tidak mungkin mengerucut sendiri," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Wahid, ketika ketiga nama tersebut akhirnya maju sebagai capres nantinya maka akan tercipta persaingan ketat di 2024.
"Saya melihat meskipun nama-nama ini semakin ke sini mendekati menjelang pemilu semakin menguat, tetapi ada banyak faktor penentu yang bisa mengubah peta itu," tutur Wahid.
"Misal saja terkait komposisi nasionalis-religius, khususnya Islam sangat penting. Percaturan ini masih sangat kuat. Kedua, peta politik partai sendiri yang hari ini masih sangat dinamis ini yang banyak menentukan sehingga kita belum bisa melihat meskipun tiga kandidat atau figur itu cukup kuat dan trendnya menaik, tetapi belum bisa dipastikan bagaimana capres cawapresnya," pungkasnya.
Advertisement