Sukses

Pakar: Konflik Rusia dan Ukraina Berdampak pada Harga BBM di Indonesia

Bahan bakar di Indonesia sudah mengalami kenaikan

Liputan6.com, Semarang Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak di Indonesia.

Kenaikan terjadi pada Pertamax Turbo, Pertamax Dexlite, hingga Pertamax Dex. Ketiganya naik berkisar antara Rp500 hingga Rp1000 per liter.

Dengan kebijakan itu, harga Pertamax Turbo yang Februari lalu dinaikkan dari Rp12 ribu menjadi Rp13.500 kini naik menjadi Rp14.500 per liter. Pertamax Dexlite yang dinaikkan dari Rp9.500 menjadi Rp12.150 kini naik menjadi Rp12.950 per liter.

Sedangkan Pertamax Dex yang sebelumnya sudah naik dari Rp11.050 ke Rp13.200 kini dibanderol Rp13.700 di Jakarta.

Harga tersebut hampir merata di beberapa daerah seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, hingga NTB. Sementara daerah lainnya menyesuaikan dengan harga di masing-masing daerah.

Melonjaknya harga komoditas ini merupakan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina. Pasalnya, sanksi dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa, dan Inggris kepada Rusia dan Belarusia.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang, Prof Fransiscus Xaverius Sugiyanto, bukan perang antara Rusia dan Ukraina yang jadi permasalahan utama. Melainkan permasalah antara Rusia dengan negara Eropa Barat yang bisa menganggu pasar energi.

Apalagi, Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan, perang akan berlanjut sampai Ukraina menghentikan perlawanan. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tengah membahas embargo minyak Rusia bersama pemerintahan AS.

"Yang jelas problemnya bukan dengan Ukraina, tetapi perselihan antara Rusia dengan barat. Tetapi yang serius artinya eropa barat, saat ini Indonesia masih ketergantungan pada energi Eropa Barat. Jadi, kalau konflik yang terjadi Rusia dengan Barat bisa berdampak pada pasar energi," kata Prof FX Sugiyanto kepada Lipuatan 6, Senin (7/3/2022).

 

2 dari 2 halaman

Indonesia masih butuh energi pasar

Pria yang kerap disapa Prof FX Sugiyanto ini menganggap negara masih membutuhkan pasar energi dalam waktu jangka panjang ataupun pendek. Sehingga menurutnya, negosiasi antara kedua pihak masih dilakukan. Mengingat sumber daya gas ataupun bahan bakar menjadi hal yang utama.

"Walaupun Rusia perlu pasar meskipun dalam jangka pendek gas itu menjadi instrumen untuk bagian negosiasi antara Rusia dan Ukraina," jelasnya.

Sehingga atas perselisihan tersebut, Sugiyanto menyayangkan hal itu, dikarenakan akan sangat berdampak kepada Indonesia. Sehingga membuat harga minyak ataupun bahan bakar sekarang menjadi mahal dan susah untuk didapat.

"Sayangnya, sekarang ini, itu sudah nampak dari bulan Januari pasti kebutuhan masih tinggi jadi sekarang harga minyak cukup tinggi di Indonesia harga bahan bakar sudah cukup tinggi," tuturnya.

Tidak hanya itu, ketika kedua pihak masih bertikai akan menyebabkan dampak yang lain, mengingat Indonesia masih mengimport bahan bakar dari negara lain.

"Energi pasar dunia, padahal sudah tinggi menjelang akhir tahun dan itu berdampak sekali ke Indonesia karena masih import. Kalau dua yang besar bertengkar yang mati akan yang kecil itu," anggapnya.