Liputan6.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan kondisi Covid-19 di wilayahnya saat ini mulai membaik. Meski begitu, ia meminta jajarannya siaga menghadapi rencana pemerintah menerapkan PPKM Level 1 saat lebaran.
“Kondisi Covid-nya mulai membaik dan kami kontrol terus dari sisi rumah sakitnya, alhamdulillah tidak ada ledakan apa pun. Jadi semuanya serba siap,” kata Ganjar ketika dihubungi, Kamis (24/3/2022).
Meski begitu, Ganjar memastikan seluruh jajarannya untuk siaga dan terus mengikuti perkembangan situasi Covid-19 selama bulan Ramadan. Di sisi lain, vaksinasi juga terus dipercepat. “Mudah-mudahan di bulan Ramadan itu akan betul-betul menurun karena kita mesti genjot vaksin sampai yang boosting juga,” katanya.
Advertisement
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, tren kasus Covid-19 terus menurun. Tercatat mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret, total kasus konfirmasi harian mencapai 6.000 kasus menjadi 771 kasus.
Sementara, kasus aktif harian pada bulan Februari tertinggi mencapai angka 22.000 kasus dan pada 23 Maret, angkanya turun drastis menjadi 5.000 kasus.
Keterisian tempat tidur (TT) untuk isolasi maupun ICU, hingga akhir Maret juga mengalami penurunan. Saat ini, keterisian TT isolasi hanya terpakai 1.136 atau 12,26 persen dari total 9.269 TT. Sedangkan keterisian TT ICU hanya terpakai 220 TT atau 21,28 persen dari total 1.034 TT.
Tarawih Tertib Pakai Masker
Membangun kesadaran masyarakat, lanjut Ganjar, penting dilakukan selama Ramadan. Sehingga pelaksanaan ibadah tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat dan mudik bisa dilakukan dengan tenang. “Ini juga momentum buat kontribusi yang bisa diberikan oleh warga,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Ganjar, sudah siap dan tinggal menerapkan skema yang pernah dilakukan. Artinya, pengalaman yang sudah ada tinggal diterapkan lagi jika terjadi ledakan kasus. “Jadi sebenarnya tinggal memutar kaset lama saja sebenarnya nanti menyiapkan bagaimana traffic-nya,” katanya.
Ganjar mengatakan, siaga dilakukan dengan pemantauan berkala. Seperti pengalaman yang sebelumnya, lanjut Ganjar, outbreak tidak terjadi pada saat Ramadan tapi baru terlihat dua minggu setelahnya.
“Penularan Covid itu kan terjadi tidak pada hari itu, tapi dihitung setidaknya 14 hari apakah terjadi ledakan atau tidak. Makanya Ramadan akan jadi ukuran, ketika tarawih dilakukan semuanya bisa tertib tetap pakai masker dalam mengikuti ibadahnya, mudah-mudahan nanti juga akan melakukan itu,” ujarnya.
Sehingga momen mudik yang telah dirindukan selama dua tahun, akan terlaksana tahun ini. “Maka seandainya nanti pemerintah betul-betul memutuskan mudik dilakukan, semua masing-masing di antara kita taat prokes minimum maskernya nggak dilepas saja itu sudah sangat membantu dan ini akan menjadi mudik yang dinanti setelah dua tahun,” tuturnya.
Advertisement