Liputan6.com, Semarang Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, berharap program Jogo Santri dapat diaplikasikan untuk mencegah epidemi Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pesantren.
Dengan pengalaman yang sudah dimiliki saat melakukan penanganan Covid-19, Taj Yasin mengatakan Jogo Santri bisa dimanfaatkan untuk eskalasi program-program kesehatan lainnya dari pemerintah.
"Ponpes dengan nilai-nilai ajaran moral sangat mendukung dan berusaha mewujudkan program kesehatan pemerintah di ponpes. Maka di sinilah kaum santri ini diharapkan bisa menjadi agent of change terutama dalam bidang kesehatan," kata Taj Yasin memberikan sambutan dalam webinar peringatan Hari TB Sedunia 2022 bertajuk "Invest to end TB, save lives" di Kantor Wagub, Jumat (25/03/2022).
Advertisement
Taj Yasin menambahkan kawasan pondok pesantren menjadi salah satu wilayah yang cukup rentan terhadap adanya penularan TB. Pasalnya, ponpes adalah salah satu lingkungan tempat tinggal yang padat dengan santriwan dan santriwati.
"Dengan berbagai kegiatan para santri yang padat dan saling berinteraksi setiap harinya, keadaan seperti ini merupakan salah satu risiko tinggi adanya penularan penyakit, terutama Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC," terang Taj Yasin.
Â
Optimalkan program yang dibuat
Disebutkan sejak pandemi pemerintahan Ganjar-Taj Yasin menggulirkan program Jogo Tonggo untuk menanggulangi dampak Covid-19. Program itu pun dikembangkan menjadi banyak program, salah satunya Jogo Santri untuk kalangan pesantren.
Kata dia, sejak program Jogo Santri digulirkan, banyak ponpes yang saat ini sudah memiliki kesadaran terhadap masalah kesehatan. Hal itu dapat menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk turut mengampanyekan upaya pencegahan epidemi TBC.
"Sudah lama saya angan-angan bagaimana bisa mengampanyekan mengenai TBC di ponpes. Saat ini banyak ponpes yang aware terhadap kesehatan. Ini bisa menjadi pintu masuk kita. Biasanya masyarakat yang dekat dengan ponpes, sangat takdim dengan tokoh-tokoh di ponpes," papar dia.
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sudah menjalankan berbagai strategi untuk penanggulangan TBC. Wagub menyebutkan peningkatan akses layanan Tuberkulosis yang bermutu dan berpihak pada pasien menjadi salah satu strategi yang diterapkan.
Selain itu juga dijalankan penguatan kepemimpinan program berbasis kabupaten/kota. Kemudian upaya pengendalian infeksi dan optimalisasi pemberian pengobatan pencegahan TBC juga dijalankan.
"Selain itu juga diupayakan pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis. Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi Tuberkulosis, serta penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan," terang Taj Yasin.
Advertisement