Liputan6.com, Semarang - Sudah menjadi agenda rutin tahunan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar Dugderan menjelang awal bulan puasa. Untuk kali pertama, Pemkot Semarang kembali menggelar pawai arak-arak Dugderan, yang karena pandemi Covid-19 sempat berhenti. Tetapi pada tahun ini, acara kembali digelar cukup meriah berlokasi di Halaman Balai Kota Semarang.
Terlihat banyaknya masyarakat Kota Semarang, yang sangat antusias menuju ke halaman balai kota untuk secara langsung menyaksikan acara tersebut. Ketika acara berlangsung, sempat membuat macet Jalan Pemuda di depan Balai Kota Semarang. Karena, banyaknya masyarakat yang ingin melihat acara rutinan ini kembali digelar.
Pemkot Semarang juga sudah menyiapkan siaran secara langsung yang bisa dinikmati masyarakat tanpa harus datang langsung ke lokasi. Siaran itu melalui kanal YouTube Pemerintah Kota Semarang.
Advertisement
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan acara Dugderan kali ini diselenggarakan lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun pada tahun ini Dugderan dilakukan lebih terbuka meski tanpa arak-arakan dari balai kota menuju Masjid Agung Semarang.
Pria yang kerap disapa Hendi tersebut juga selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap bisa menjaga protokol kesehatan, sembari menikmati acara tersebut. "Hari ini alhamdulillah, meskipun belum bisa arak-arakan di jalan, sudah ada kemeriahan. Yang penting tetap prokes. Saya lihat masyarakat antusias," kata Hendi kepada awak media, Kamis (31/3/2022).
Orang nomor satu di Kota Semarang itu juga berharap, masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan baik pada Ramadhan tahun ini. Dia pun sudah membolehkan masyarakat melakukan berbagai kegiatan yang biasa dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan. Akan tetapi dengan tetap memperketat prokes. "Berharap masyarakat kemudian bisa menjalankan ibadah dengan baik. Tarawih keliling boleh, tarawih ke tempat ibadah boleh, asal prokes dipastikan yang panjenengan lakukan," jelasnya.
Â
Â
Saling Menghormati
Tidak hanya itu, Hendi juga berpesan kepada masyarakat untuk bisa menjunjung rasa menghormati warga yang menjalankan puasa. Begitu juga sebaliknya, warga yang sedang berpuasa juga harus menghormati yang tidak berpuasa. "Ada upaya saling menghormati, tenggang rasa. Jadi kawan-kawan yang tidak menjalankan ibadah puasa ya mohon menghormati yang puasa. Tapi sebaliknya, yang berpuasa juga menghormati yang tidak berpuasa," tuturnya.
Dia menganggap penyisiran tempat makan ataupun restoran yang buka pada waktu siang hari, tidak perlu dilakukan. Pada dasarnya semua masyarakat Kota Semarang tidak semua menjalankan ibadah puasa.
"Nggak perlu ada sweeping restoran, tempat makan di siang hari, enggak perlu. Kita semuanya menghormati, saling tenggang rasa. Mudah-mudahan, kegiatan selama Ramadhan lancar. Pasokan sembako baik, harganya tidak melambung terlalu tinggi. Pastikan pemerintah untuk menjaga hal tersebut," ujarnya.
Salah satu warga Semarang yang hadir menyaksikan Dugderan secara langsung, Rahmasari (24) merasa sangat senang. Ia mengatakan baru kali ini bisa melihat acara seperti ini yang sebelumnya tidak digelar secara terbuka seperti ini.
"Senang banget ya bisa rame-rame lagi, tahun kemarin benar-benar privat Dugderannya. Tadi saya juga melihat antusias masyarakat yang jalan kaki menuju balai kota untuk melihat acara yang sekarang boleh lagi," kata Sari usai melihat acara tersebut.
Dia juga antusias melihat beberapa penampilan pada acara tersebut. Di antaranya barongsai, drum band, parade per kecamatan. Atraksi itu menurutnya keren. "Semoga acara ini bisa terus dilakukan dan pandemi segera selesai, ekonomi segera pulih," harapnya.
Advertisement