Liputan6.com, Semarang - Hampir setiap sore selama bulan Ramadhan, sekretariat Yayasan Persatuan Waria Semarang (Perwaris) Satu Hati, mengajari anak-anak kecil belajar mengaji di tempat tinggalnya. Hal itu dilakukan salah satunya oleh transpuan warga Semarang bernama Silvi.
Ia menceritakan awal mulai mengajar mengaji di rumah dua lantai yang saat ini ditinggalinya, di wilayah Randusari RT 06 RW 01 Kota Semarang. "Sejak awal pendemi ngaji bersama di sini digelar, dan beberapa masyarakat mempercayakan anak-anaknya ke saya," kata Silvi, Rabu (6/4/2022) sore.
Transpuan yang juga kerap disapa Wolly itu ingin sekali membantu dan bermanfaat di lingkungan yang berada di dekat rumahnya. "Termasuk melalui kegiatan ngaji ini, bahkan saat ada anak yang bisa lancar membaca Al-Qur'an saya sangat senang sekali. Dua tahun terakhir sudah ada dua yang benar-benar lancar membaca Al-Qur'an," katanya.
Advertisement
Di sela-sela pembicaraan,transpuan yang ramah dan selalu ceria itu menyampaikan, anak-anak berkunjung ke rumahnya bukan saat mengaji saja. Tapi, sering sekali anak-anak ke rumahnya untuk bermain.
Terlihat anak-anak sangat akrab, bahkan layaknya saudara sendiri. Wolly dan anak-anak saling bercengkrama. "Ya beginilah sudah seperti saudara sendiri, tak hanya anak-anak, orang tua mereka juga sering ke sini. Tak jarang saat saya tidur dan lupa jam mengajar ngaji, anak-anak membangunkan saya," paparnya.
Diterima Masyarakat
Dia juga mengaku, masyarakat setempat menerima kehadiran transpuan dan mempercayakan anak-anaknya untuk belajar di tempatnya. "Di sini tempat saya lahir, dan dosa rasanya kalau tidak berbagi ilmu. Setelah ini saya juga ke masjid bersama masyarakat sekitar untuk melaksanakan salat Magrib hingga tarawih," ucapnya.
Usai mengajari anak-anak kecil, dia juga menceritakan, tempatnya selalu dijadikan tempat aktivitas sosial dan menimba ilmu agama. Bahkan tak hanya anak-anak, orang dewasa juga sering mengikuti kegiatan di sana.
"Biasanya setiap Kamis malam ada pengajian juga, yang mengikuti ibu-ibu. Memang Mbak Wolly dan rekan-rekannya selalu aktif menggelar kegiatan sosial dan keagamaan," imbuhnya.
Ia menambahkan, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang digelar di tempatnya, masyarakat sekitar merasa terbantu. "Misalnya ngaji untuk anak-anak, yang biasanya di masjid anak-anak tidak bisa konsentrasi, di tempat Mbak Wolly mereka bisa benar-benar mengikuti pembelajaran. Dan mengerti apa yang diajarkan, bahkan sampai bisa membaca dan menghafal doa," tambahnya.
Kegiatan tersebut digelar di rumah Wolly sedari pukul 15.30 WIB hingga jelang pukul 17.00 WIB. Sudah dua tahun selama Ramadhan, Wolly melakukan kegiatan serupa untuk anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Sebagai tutor yang dipercaya masyarakat sekitar, Mbak Wolly tak pernah memungut biaya sepeser pun alias gratis dalam kegiatannya.
Advertisement