Liputan6.com, Semarang - Hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Kebonombo. Di saat orang lain nyaman di rumah, ada satu keluarga yang harus berjibaku.
Sang kepala keluarga, Junaidi (27) dan istri harus rela bergerak ke sana kemari untuk menempatkan ember-ember. Tujuannya satu, biar air hujan yang 'menyelinap' masuk melalui bilik-bilik di antara genteng, tak merembet ke mana-mana.
Baca Juga
Bukan sekali ini saja Junaidi dan istri melakukan itu. Sudah lama mereka ingin berbenah, tapi apa daya semua penghasilan yang mereka dapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
Sampai pada akhirnya, 'kebiasaan' Junaidi tersebut sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Kemarin, akhirnya Junaidi bisa bertemu dengan orang nomor satu di Jateng tersebut.
Rasa bahagia dan hari menyelimuti suasana keluarga Junaidi. Sang kepala keluarga tak kuasa menahan tangis, sementara sang istri yang sedang hamil muda hanya tertegun haru. Mereka tak menyangka, Ganjar Pranowo bersedia mampir ke rumah sang penjual cilok.
Seperti dirilis humas pemprov Jateng, Ganjar Pranowo datang ke rumah Junaidi bukan tanpa tujuan. Ia ingin memberikan sesuatu, sebuah bantuan yang sudah lama diidam-idamkan keluarga kecil itu. Renovasi rumah tidak layak huni.
Bentuk Rumah
“Alhamdulillah Pak Ganjar, matur nuwun sanget. Alhamdulillah ya Allah,” kata Junaidi. Deskripsi rumah Junaidi memang jauh dari kelayakan sebuah rumah tinggal.
Bangunan tersebut berdinding kayu dan berlantai tanah. Tidak ada perabot mewah, serta hanya kasur yang ada di ruang tamu sebagai tempat tidur sehari-hari.
Kondisi rumah juga sudah hampir roboh. Tiang penyangga terlihat miring, sehingga membahayakan. Sementara itu, di bagian dapur dan kamar mandi masih jauh dari kata nyaman. Kamar tidur dan ruangan-ruangan lain hanya seadanya.
“Kalau hujan bocor semua Pak. Itu atapnya sudah bolong semua," kata Junaidi. Tak sekadar melihat dari luar, Ganjar masuk ke rumah itu dan mengecek kondisinya. Ia mengatakan kepada Junaidi, akan membantu renovasi rumahnya.
Ganjar menyerahkan bantuan rehab RTLH yang bersumber dari Baznas kepada Junaidi sebesar Rp20 juta. Selain itu, ia memberikan sembako dan uang tunai kepada istri Junaidi, yang sedang hamil anak kedua.
“Nanti akan direnovasi biar lebih nyaman. Bapak-bapak gotong royong membantu Junaidi membangun rumah,” pinta Ganjar, pada warga sekitar dan langsung disanggupi.
Advertisement
Program Regular
Junaidi mengatakan, rumah yang ditempatinya itu merupakan rumah warisan. Pekerjaannya sebagai penjual cilok, membuatnya tak bisa berbuat banyak untuk memerbaiki rumah.
“Jualan cilok penghasilan nggak tetap, kalau ramai sehari bisa Rp250.000. Tapi kalau sepi ya gimana lagi. Memang tidak bisa diprediksi,” katanya. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga, soal rumah belum terpikirkan untuk diperbaiki.
“Padahal ya sudah parah, kemarin hujan lebat itu bocor ke mana-mana. Sampai saya taruh ember di beberapa tempat supaya nggak banjir. Makanya ini saya terima kasih sekali, rumah saya mau diperbaiki," ucap Junaidi.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo terus menggenjot program pembangunan rumah untuk warga miskin. Selama Bulan Ramadan ini, Ganjar selalu berkeliling ke sejumlah tempat guna memberikan bantuan rehab RTLH pada warga yang membutuhkan.