Liputan6.com, Semarang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengklarifikasi kabar yang menyebutkan vaksinasi Covid-19 bisa menjadi salah satu penyebab hepatitis akut misterius. Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan kabar tersebut tidak benar. Menurutnya, penyebab hepatitis akut pada anak yang disebabkan oleh vaksin Covid-19 dan virus Covid-19 belum ada penelitiannya lebih lanjut.
"Ada hoaks yang menyebutkan ada vaksin yang menyebabkan anak-anak sakit itu (hepatitis akut misterius), secara studi tidak betul," kata Yunita kepada Liputan6, Selasa (10/5/2022).
Yunita dengan tegas menyatakan bahwa vaksin dengan hepatitis akut misterius itu tidak ada kaitannya. "Tidak ada kaitan antara vaksin dan yang menyebabkan hepatitis akut itu. Sampai saat ini lho ya, studinya seperti itu," ujarnya.
Advertisement
Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan kabar yang menghebohkan di media sosial itu pun tidak benar. Hakam pun mengatakan bahwa bahan dasar vaksin sendiri berbeda dengan virus hepatitis. Terutama vaksi AstraZeneca.
"Karena yang beredar di beberapa media sosial itu disampaikan ada berkaitan dengan vaksinasi anak Astra Zeneca. Dan di sini saya sampaikan juga bahwa yang menjadi bahan pembuatan AstraZeneca ini beda dengan penyebab virus hepatitis akut misterius ini," kata Abdul Hakam.
Dia menyebutkan hal itu berdasarkan penelitian para ahli yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga, katanya lagi, dipastikan adenovirus yang berada dalam vaksin tersebut tidak bisa bereplikasi di dalam tubuh. Dia menjelaskan bahan yang ada di dalam vaksin Covid-19 dengan apa yang ditemukan pada hepatitis akut misterius itu sangat berbeda.
"Karena di AstraZeneca ini sudah dilakukan rekombinan, artinya melalui metode yang sudah dilakukan oleh beberapa pakar. Sehingga adenovirus tidak bisa melakukan replikasi dalam tumbuh seseorang. Jadi beda, tipenya saja beda," ujarnya.
Lebih lanjut, Hakam menyampaikan, rekombinan yang berada pada vaksin AstraZeneca sendiri memiliki tipe yang berbeda dengan hepatitis akut tersebut. Ketika virus menyerang pun sangat berbeda, lanjut Hakam, bila hepatitis akut misterius itu lebih menyerang sistem pencernaan, hingga para penderita hepatitis akut tersebut biasanya sampai mengalami penyakit kuning.
"Kalau kita berbicara mengenai rekombinan yang berada di AstraZeneca itu adalah tipenya ChAdOx1-S, tapi yang di hepatitis virus akut misterius ini adalah tipe 41. Di mana gejalanya adalah di sistem pencernaan ada mual, muntah, demam kadang-kadang, kemudian sampai timbul mata kuning. Itu sudah harus diwaspadai," pungkasnya.
Â
Â
Surat Edaran Kementerian Kesehatan
Sebagai informasi tambahan, sebelumnya Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran untuk meningkatkan kewaspadaan atas penemuan kasus hepatitis akut pada anak.
Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) ditandatangani oleh Direktur Jenderal (Dirjen) P2P Maxi Rein Rondonuwu pada tanggal 27 April 2022.
Menghimpun data dari Kementerian Kesehatan RI pada 10 Mei 2022, SARS-CoV-2 atau virus Covid-19 ditemukan pada 20 kasus hepatitis akut pada anak, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan Adenovirus.
Sejumlah pihak mengeklaim penyebab hepatitis akut pada anak adalah vaksin Covid-19 dan virus Covid-19. Namun, UK Health Security Agency membantah tentang klaim tersebut. Dijelaskan vaksin Covid-19 penyebab hepatitis akut pada anak adalah kabar tidak benar.
Advertisement