Sukses

Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak, Dinas Peternakan Jateng Siap Siaga di Perbatasan Jateng-Jatim

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah terkonfirmasi di Jawa Timur ada di empat kabupaten, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Sidoarjo

Liputan6.com, Semarang – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah akan gencar mengawasi jalur lalu lintas peternakan di perbatasan antara Jawa Tengah (Jateng) dengan Jawa Timur (Jatim), guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sudah terindikasi di Jatim. Kepala Disnakkeswan Jateng, Agus Wariyanto mengatakan upaya itu sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi penyebaran PMK yang sudah ada di Jatim.

"Di Jawa Tengah karena berbatasan dengan Jawa Timur sampai hari ini, kita mengantisipasi. Tentu saja kita memang ingin memperkuat di pos lalu lintas ternak di Sarang, Rembang. Kemudian di daerah Cepu, yang ada di Kabupaten Karanganyar, khususnya di Wonogiri, kini pos lalu lintas," kata Agus kepada Liputan6 melalui sambungan telpon, Rabu (11/5/2022).

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa PMK sudah terkonfirmasi di beberapa daerah Jatim. "Jadi yang untuk mulut dan kuku sementara ini ditetapkan oleh Pak Menteri Pertanian, setelah terkonfirmasi di Jawa Timur ada di empat kabupaten, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Sidoarjo," jelas Agus.

Meski untuk saat ini, Agus mengatakan Jateng belum ada kasus PMK yang ditemukan. Akan tetapi Disnakkeswan Jateng sudah menemukan beberapa gejala yang serupa. Dengan adanya penemuan gejala tersebut, Disnakkeswan Jateng menggandeng beberapa pihak untuk memastikan apakah gejala itu termasuk kasus PMK.

"Karena memang ada gejala-gejala khususnya yang ada di Jateng. Khusunya ada di Boyolali, memang ada gejala-gejala. Tapi ini sedang kita konfirmasi, sampai dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates yang ada di Yogyakarta di bawah Kementerian Peternakan di bawah Direktorat Jenderal Peternakan Nasional yang mempunyai kewenangan untuk mengonfirmasi adanya virus PMK," lanjut Agus.

"Namun untuk saat ini di Jawa Tengah masih aman. Tetapi masih kita waspadai terus, karena memang ada gejala kemarin ada suhu tubuh ternak maupun ternak menjadi demam. Dan ini masih belum pasti, karena memang terjadinya PMK belum tentu," sambungnya.

Sampai saat ini, Disnakkeswan Jateng masih berkoordinasi kepada setiap kabupaten/kota untuk tetap mewaspadai penyebaran PMK. Dengan menjunjung tinggi konsep menjaga ternak, Agus ingin semua pihak mulai peternak untuk bisa menjaga kesehatan hewan ternaknya. Mengingat daerah Jateng menjadi salah satu daerah yang diduga mudah sekali tertular virus PMK.

"Saya kira Jawa Tengah belum, masih aman. Tetapi kita terus berkoordinasi, konsep kita jaga ternak bahwa ternak ini betul-betul semua pihak peternakan sendiri ada kepedulian untuk menjaga kesehatan ternaknya. Di samping pemerintah juga hadir, kemudian instansi terkait juga ikut mendukung supaya tidak menular. Kita adalah daerah diduga," pungkasnya.

Senada dengan hal tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada jajarannya untuk siaga di wilayah perbatasan. Sebab kasus PMK sudah ditemukan di Jawa Timur.

"Sekarang kita siaga hepatitis anak dan kesehatan hewan, wabil khusus penyakit mulut kuku ya. Ini sudah ada di Jawa Timur dan kita border perbatasan," kata Ganjar usai evaluasi arus mudik-balik bersama Kapolda Jateng dan Pangdam IV/Diponegoro di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (11/5/2022).